Dia mengatakan beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ke kediamannya. Moeldoko mengatakan dirinya sebagai mantan Panglima TNI terbuka kepada siapa pun yang ingin bertemu, tanpa memberikan batas.
"Kepada siapa pun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapa pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ucap Moeldoko menjelaskan.
Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya. Namun ditengarai pihak yang sempat datang menemuinya merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai pelaku gerakan yang akan melengserkan kepemimpinan Partai Demokrat.
Baca Juga: KPK Gelar Rekonstruksi Korupsi Bansos Kemnsos, Ini Aliran Dana dan Barang Bukti Sepeda Brompton
Moeldoko mengaku tidak tahu konteks kedatangan orang-orang ke kediamannya. Namun seperti pertemuan dengan pihak lain, Moeldoko mengaku selalu membuka obrolan dengan masalah pertanian.
"Dari obrolan, saya biasa mengawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Kemudian, mereka 'curhat' situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja. Berikutnya ya udah dengerin aja. Saya sebenarnya prihatin gitu ya dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.
Kemudian, kata Moeldoko, muncul isu pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.
Baca Juga: Artis Sinetron Gerhana Soraya Abdullah Meninggal Dunia, Ummi Pipik Ucapkan Belasungkawa
"Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur dari mana-mana datang ke sini kan kepingin foto sama gua. Sama saya. Ya saya terima aja apa susahnya. Itu lah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tidak keberatan,"ungkap Moeldoko.
Berikutnya Moeldoko memberikan sebuah saran. Dia mengatakan sebagai seorang pemimpin seseorang harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.