Guru besar ilmu hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini juga membantah bahwa kepulangan Habib Rizieq ini ditanggapi serius, khususnya oleh aparat keamanan.
Menurutnya tidak ada yang perlu dicemaskan karena kekuatan aparat keamanan jauh lebih besar daripada potensi kekacauan yang akan ditimbulkan.
"Kalau saya sih ndak, saya rapat hampir tiap saat dengan panglima, menghadapinya standar-standar aja. Saya bergurau aja sih, itu kan diselesaikan 1 Kodam ternyata bubar, saya bilang," paparnya.
"Yaudah lah kita persuasif saja, gitu. Mungkin ada persiapan, kegiatan lain ya kalau sampai siaga 1 siaga 2 biasanya begitu tuh pakai rapat dulu, ini (keadaan genting) ndak itu." ungkapnya.
Baca Juga: Inter vs Shakhtar : Bermain Imbang, Inter Tersingkir dari Liga Champions
Mahfud MD dalam kesempatan yang sama juga menepis tudingan pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk menghalang-halangi atau bersikap keras terhadap FPI.
Ia juga menanggapi adanya kekhawatiran dari salah satu menteri soal kepulangan Habib Rizieq yang berdampak negatif terhadap jalannya roda pemerintahan.
"Itu masalahnya begini ketika dia mau pulang itu, rapat kabinet itu menyatakan dia punya hak pulang karena dia warga negara. Jadi saya sebagai pemerintah ya bicara, sesudah rapat kabinet gitu memang ya terus terang gitu ada yang tanya gitu." ungkapnya
Mahfud MD juga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi telah mengamanahkan untuk memperlakukan dengan baik Habib Rizieq setibanya di tanah air.
Presiden Jokowi hanya berpesan bahwa ketertiban prioritas utama dan meyakini bahwa revolusi akhlak yang diusung Habib Rizieq merupakan hal yang positif.