Gus Dur : Departemen yang Mestinya Mengayomi Rakyat Ternyata Korupsinya Gede-Gedean

- 7 Desember 2020, 14:15 WIB
Presiden Keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Presiden Keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. /Kepustakaan Presiden Perpusnas

PORTAL JOGJA – Penggalan video berisi wawancara Presiden keempat Gus Dur tentang Departemen Sosial (kini bernama Kementrian Sosial) mendadak ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Penggalan wawancara Gus Dur terkait korupsi di Kementerian Sosial itu pun lantas viral di media sosial pasca-penetapan tersangka Menteri Sosial Juliari Batubara pada Minggu 6 Desember 2020.

Saat artikel ini ditulis, penggalan video wawancara Gus Dur yang diunggah oleh akun Twitter @gusdurrians itu sudah di-retweet sebanyak 3.900 kali dan disukai 8.000 pengguna Twitter.

Baca Juga: Profil Lengkap Juliari Batubara, Menteri Sosial yang Baru Ditetapkan Tersangka Korupsi oleh KPK

Dikutip Portal Jogja dari tayangan Kick Andy edisi 31 Desember 2009 silam, sosok yang akrab disapa Gus Dur tersebut ternyata pernah membubarkan Departemen Sosial yang saat ini dikenal sebagai Kementerian Sosial.

Jurnalis Andy F Noya selaku pembawa acara Kick Andy, memertanyakan keputusan Gus Dur yang membubarkan Departemen Sosial, padahal banyak orang terlantar yang harus diayomi oleh departemen tersebut.

Gus Dur pun mengungkapkan alasan di balik pembubaran Departemen Sosial selaku lembaga yang seharusnya melayani masyarakat tersebut.

Gus Dur mengatakan, “Persisnya karena departemen itu yang mestinya mengayomi rakyat, ternyata korupsinya gede-gedean. Sampai hari ini !”

Baca Juga: Mensos Juliari Batubara Serahkan Diri ke KPK, Diduga Menerima Suap Sekitar Rp17 Miliar  

Andy F Noya pun menganalogikan kejadian tersebut dengan sebuah pepatah yang berbunyi ‘untuk membunuh tikus, tidak harus membakar lumbung’, dan bertanya mengapa Gus Dur justru memilih untuk membakar ‘lumbung’ tersebut.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: YouTube Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah