Edhy Prabowo Belikan Istrinya Iis Rosita Dewi Jam Rolex Hadiah Perkawinan di Hawaii Sebelum Ditangkap KPK

17 Maret 2021, 20:41 WIB
Iis Rosita Dewi, istri mantan Menteri KKP Edhy Prabowo /Runi/Dpr.go.id/

PORTAL JOGJA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sejumlah barang mewah seperti tas Louis Vuitton, Hermes dan Channel, jam tangan Rolex, sepeda Roadbike dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo usai bepergian ke Hawaio, Amerika Serikat (AS) bersama istri dan sejumlah orang.

Edhy Prabowo ternyata membelikan jam tangan Rolex untuk istrinya Iis Rosita Dewi sebagai hadiah ulang tahun pernikahan di Hawaii, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Australia Beri Bantuan 8.000 Vaksin AstraZenega Covid-19 Untuk Papua Nugini

Baca Juga: Istri Resmi Cerai, Ibarat Belut yang Licin, Harun Masiku Masih Buronan KPK dan Belum Tertangkap

"Pernah terima jam Rolex dari Pak Edhy di hotel di Hawaii, saya tidak tahu persis belinya di mana, tapi Pak Edhy menyerahkan katanya 'This is anniversary prize'," kata Iis Rosita Dewi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu 17 Maret 2021.

Dalam dakwaan disebutkan pada November 2020, sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin meminta sekretaris pribadi Iis Rosita, Ainul Faqih melakukukan perubahan jenis kartu debit platinum ke kartu debit emerald personal yang sumber dananya berasal dari rekening Ainul Faqih di Bank BNI yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Edhy Prabowo dan Iis Rosita Dewi dalam rangka perjalanan dinas ke Amerika Serikat pada 17-24 November 2020.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Petani Jawa Barat Minta Rencana Impor Beras Dibatalkan

Baca Juga: PSIS Semarang Fokus Lakukan Latihan Taktikal Jelang Piala Menpora 2021

Pada perjalanan dinas ke AS itu, Edhy Prawobo membeli sejumlah barang mewah, seperti 3 jam tangan Rolex, dompet merek Tumi, 2 koper Tumi, tas kerja Tumi, pulpen Mount Blanc, 2 tas Louis Vuitton, tas Bottega Veneta, 1 sepatu Louis Vuitton, 1 tas Hermes, baju-baju merek Old Navy dan Brooks Brothers serta 6 parfum merek Blue de Chanel Paris dengan total belanja sejumlah Rp753.655.366.

Uang tersebut berasal dari keuntungan PT Aero Citra Kargo (ACK) sebagai perusahaan jasa pengiriman kargo (freight forwarding) yang digunakan untuk ekspor benih lobster.

Keuntungan PT ACK untuk Edhy tersebut dalam dakwaan berasal dari pembagian deviden dua orang komisaris, yaitu kepada Achmad Bachtiar senilai Rp12,312 miliar dan kepada Amri senilai Rp12,312 miliar.

Baca Juga: Bruce Lee Murid Grandmaster Wing Chun Ip Man yang Menciptakan Gaya Kung Fu Sendiri

Baca Juga: 6 Perempuan Keturunan Asia Terbunuh dalam Penembakan di Atlanta, Total Korban Meninggal 8 Orang

Iis menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri dari 103 ribu dolar AS (sekitar Rp1,44 miliar) dan Rp706.055.440 kepada Menteri KKP Edhy Prabowo.

Iis diketahui ikut ke Hawaii dalam rangka perjalanan dinas Edhy Prabowo pada 17-24 November 2020 ke Hawaii, Amerika Serikat.

"Yang ikut ada 13 orang termasuk saya dan Pak Edhy, ada dirjen-dirjen, ajudan bapak, ajudan saya, Pak Ngabalin, petugas Humas TU, dan yang lainnya," kata Iis dimuka majelis hakim.

Baca Juga: 6 Tips Mudah dan Simpel, Mengelola Kemarahan dengan Lebih Baik

Iis mengaku memang Edhy menyerahkan uang tunai 50 ribu dolar AS kepada dirinya sebelum berangkat ke Hawaii.

Namun, rombongan pun beberapa kali transit, yaitu di Incheon, Korea Selatan serta di San Fransisco serta Los Angeles, Amerika Serikat karena harus melakukan tes PCR di Amerika Serikat.

"Di LA saya memang masuk ke toko Rolex, saya memang meniatkan untuk hadiah ulang tahun ibu saya yaitu Rolex yang silver gold harganya sekitar 18 ribu dolar AS, itu dibayar pakai uang tunai yang dipegang saya sebesar 50 ribu AS," ungkap Iis.

Selanjutnya, Iis juga berbelanja sejumlah pakaian di Factory Outlet (FO) di San Fransisco maupun ke Toko Salvatore Ferragamo.

"Saya masuk ke Salvatore Ferragamo, saya beli untuk kado buat teman-buat 2 sweater harganya 500 dolar AS jadi harganya lagi betul-betul turun, kemudian ke Calvin Klein, ada jaket dan lain-lain, saya lupa item apa saja, tapi seingat saya karena memang sedang 'sale' akhir tahun harga-harganya tidak sampai 1.000 dolar AS mungkin 300 atau 500 dolar AS saya belanja di situ," kata Iis di persidangan.

"Ada great sale? Hari apa memang? bisa sampai 'factory outlet' salenya 70 persen? Di kawasan mana? Kita cek nanti," tanya ketua majelis hakim Albertus Usada.

Baca Juga: Warga Bandung Dihebohkan Cuplikan Video Porno Disalah Satu Hotel Mewah, Si Wanita Gunakan Dress Merah

"Di San Fransisco kan kebetulan KJRI yang antar, di FO-nya tapi Louis Vuitton, Hermes dan Channel tidak ada, adanya di luar 3 brand tersebut," jawab Iis.

"Selain itu belanja apa lagi?" tanya jaksa KPK.

"Kurang tahu karena saya dan Pak Edhy belanja terpisah, Pak Edhy dengan ajudan dan saya dengan ajudan," ungkap Iis yang merupakan anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.***

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler