Ridwan Kamil: Petani Jawa Barat Minta Rencana Impor Beras Dibatalkan

17 Maret 2021, 19:40 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, petani Jawa Barat menolak rencana impor beras. /- Foto : Instagram @ridwankamil/

PORTAL JOGJA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan petani di Jawa Barat meminta agar pemerintah menunda atau membatalkan rencana impor beras yang belakangan santer diberitakan.

Melalui akun Twitternya, Ridwan Kamil menyebutkan, Rabu 17 Maret 2021 hari ini telah menggelar zoom meeting dengan para petani di Jawa Barat. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi para petani di Jawa Barat ke pemerintah pusat dan Badan Urusan Logistik (Bulog).

“Aspirasi ini segera kami sampaikan ke pemerintah pusat dan Bulog selaku penanggung jawab impor beras,” ungkap Ridwan Kamil dalam cuitannya di Twitter.

Menurut Gubernur Jawa Barat ini, hingga bulan April 2021 mendatang saja, Provinsi Jawa Barat diperkirakan akan mengalami surplus beras sebanyak 320 ribu ton beras. “Sebentar lagi mau panen raya yang berlimpah. Daripada impor, sebaiknya beli saja beras hasil petani Jawa Barat,” ungkapnya.

Baca Juga: PSIS Semarang Fokus Lakukan Latihan Taktikal Jelang Piala Menpora 2021

Baca Juga: Daftar 4 Bandara yang Bakal Layani Tes GeNose Mulai 1 April 2021, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan

Lebih jauh Ridwan Kamil juga menegaskan, jika dibanjiri beras impor, maka harga beras petani lokal akan jatuh dan dikhawatirkan nanti tidak bisa diserap oleh pasar. “Mari selalu bersemangat untuk swasembada dan membeli produk-produk pangan lokal,” imbuhnya.

Seperti diberitakan Portal Jogja sebelumnya, Rencana impor beras oleh pemerintah mencuat ke permukaan ketika Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan hal itu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI Senin 15 Maret 2021 lalu.

Budi Waseso mengatakan pihaknya siap untuk menampung beras hingga 3,6 juta ton sesuai kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia. Namun ia meminta agar ada pangsa pasar untuk menyalurkan beras yang diserap.

Ia mengaku kesulitan dalam menyalurkan beras yang ada di gudang milik perseroannya apabila harus melakukan impor lagi sebesar 1 juta ton sebagaimana yang telah direncanakan pemerintah.

Baca Juga: Pekerja Medis Yang Pernah Berjuang Melawan Covid-19 di Wuhan Nikmati Wisata Musim Bunga Sakura Gratis

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Upayakan Calon Pekerja Migran Dapat Kuota Kartu Prakerja

Sebelumnya Bulog tidak kesulitan menyalurkan beras karena pada bantuan sosial Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) salah satunya adalah beras yang dibeli dari Bulog. Namun kini, penerima manfaat BPNT dapat membeli dan memilih sendiri bahan pangan sesuai yang dibutuhkan di warung yang telah bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI.

Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas ini melaporkan, persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan 23.708 ton stok beras komersial.

Dari jumlah stok CBP yang ada saat ini, menurutnya terdapat beras turun mutu eks impor tahun 2018 sebanyak 106.642 ton dari total impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.***

Editor: Siti Baruni

Tags

Terkini

Terpopuler