Benarkah Liburan ke Tempat Wisata Bisa Jadi Healing, Ini Kata Psikolog UGM Bicara Soal Tren Staycation

- 15 April 2022, 15:45 WIB
Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D.
Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D. /Humas UGM

Misalnya mengerjakan hobi seperti mendesain, memasak, menjahit, merawat binatang peliharaan. Dengan melakukan aktivitas ringan yang bisa menghasilkan sesuatu dengan cepat bisa menjadikan kita merasa lebih bahagia karena mampu mencapai tujuan.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal Setelah Bulan Ramadhan, Keutamaan Bagi Umat Muslim yang Menjalankannya

Healing dikatakan Galang harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi. Sebelum melakukan healing sebaiknya mencari akar persoalan yang dihadapi dan menyelesaikannya. Setelahnya bisa melakukan healing sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

"Cari dulu problemnya apa baru healing. Misal karena ada masalah dengan rekan kerja atau atasan maka healing dengan liburan atau staycation jadi tidak cocok malah seperti melarikan diri," ucapnya.

Ada berbagai cara untuk healing. Tidak harus selalu dengan berlibur atau staycation di hotel mahal. Ada sejumlah cara sederhana yang bisa dilakukan tanpa harus pergi jauh dan mengeluarlan banyak biaya.

Salah satunya adalah dengan mindfulness. Teknik ini melatih fokus untuk memahami diri sendiri dengan apa yang dirasakan dan dialami.

Baca Juga: Polisi Israel Serbu Masjid Al Aqsa, 90 Warga Palestina Terluka Namun Polisi Halangi Ambulans

“Mindfulness ini adalah salah satu teknik healing yang cukup efektif. Contohnya bisa dengan relaksasi seperti meditasi mapun mengatur pernafasan,” jelasnya Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM ini.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk healing adalah dengan journaling. Journaling bermanfaat dalam mengekspresikan atau mencurahkan tentang apa yang dirasa maupun dipikirkan. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara konvensional seperti menulis jurnal harian. Bisa juga dilakukan dengan journaling estetik seperti doodling, melukis, dan mewarnai.

“Dengan journaling jadi bisa melihat lagi persoalan yang dialami. Kadang kita terbebani karena semua yang dipikirkan tidak pernah dicerna, problemnya dimana, karena tidak pernah dituangkan dalam bentuk apapun sehingga tidak tersentuh dengan baik,” urainya.***

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah