Pandemi Covid-19, Penemuan Kasus Tuberkulosis di Indonesia Menurun, TBC Penyebab Kematian Tertinggi Dunia

28 Maret 2021, 22:43 WIB
dr Rina Triasih, FKKMK UGM /Bagus Kurniawan/Humas UGM

PORTAL JOGJA - Angka kasus penderita tuberkulosis (TBS) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi. Penemuan kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia menurun tajam akibat pandemi Covid-19.

Adanya wabah virus corona ini menyebabkan sebagian besar sumber daya yang ada di masyarakat ditujukan untuk mengatasi penyakit covid-19. Akibatnya, penanggulangan penyakit lainnya menjadi terabaikan, termasuk TBC.

Penyakit TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian terbesar dunia. Bahkan menjadi penyebab kematian nomor satu di antara penyakit infeksi tunggal.

Baca Juga: IBL 2021: Satria Muda Tekuk NSH Mountain Gold Timika, Prawira Bandung Kalahkan Amartha Hangtuah

Baca Juga: Bagi Warga Yogya, ini Link dan Cara Cek Data Kendaraan yang Mendapat Tilang Elektronik atau ETLE

Project Leader Zero TBC Yogyakarta sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKM) UGM, dr. Rina Triasih, MMed(Paed), PhD, Sp.A (K)., menyampaikan informasi bahwa pandemi Covid-19 membuat temuan kasus TBC di Indonesia menurun.

Data Kemenkes 2020 mencatat hanya ada 271.750 kasus TBC yang ternotifikasi atau ditemukan, menurun tajam jika dibandingkan temuan pada tahun 2019 sejumlah 568.987 kasus. Sementara itu, perkiraan jumlah kasus di Indonesia pada tahun 2020 sekitar 840.000.

"Hampir seluruh sumber daya yang ada di sektor Kesehatan maupun sektor lainnya dioptimalkan untuk menangani Covid-19. Kondisi tersebut berdampak pada penemuan kasus dan penanganan TBC jadi menurun signifikan," dalam siara pers yang diterima Portaljogja.com Minggu 28 Maret 2021.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Qatar : Disiarkan di Trans7, Pembalap Ducati Francesco Bagnaia Raih Pole Position

Baca Juga: Gereja Tertua di Kulon Progo Rayakan Minggu Palma Dengan Kondusif, Umat Tak Terpengaruh Teror Bom di Makassar

Rina mengatakan kondisi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah yang mentargetkan dapat mengeliminasi TBC pada 2030 mendatang. Dengan masih banyaknya pasien TBC yang belum didiagnosis dan diobati, berarti masih banyak sumber penularan TBC di masyarakat.

Apabila tidak tertangani dengan baik dan benar tidak hanya akan menambah jumlah kasus TBC baru, tetapi juga bisa meningkatan angka kematian. Seperti diketahui saat ini Indonesia menjadi negara penyumbang kasus TBC terbesar kedua di dunia.

Peneliti pada Pusat Kajian Kedokteran Tropis UGM ini mengungkapkan perlu dilakukan upaya tambahan yang inovatif dan komprehensif agar Indonesia dapat mencapai target eliminasi pada 2030. Pendekatan komprehensif “temukan, obati dan cegah” diperlukan untuk mencapai target tersebut.

Baca Juga: Amalan Penting Ini Dapat Dilakukan di Malam Nisfu Sya’ban

Baca Juga: PUBG Mobile Tembus 1 Miliar Download, Kolaborasi dengan Warner Bros Garap Godzilla vs Kong

Pendekatan inilah yang digunakan oleh program Zero TB Yogyakarta untuk berkontribusi dalam eliminasi TBC, yang dimulai dari Yogyakarta. Upaya menurunkan kasus TBC tidak hanya dengan menemukan kasus dan melakukan pengobatan saja, tetapi juga dengan memberikan terapi pencegahan.

Ia menyebutkan jika sejak tahun 2006 WHO sudah merekomendasikan pemberian terapi pencegahan TBC, yang saat itu dikhususkan untuk anak balita yang kontak erat dengan pasien TBC dan untuk pasien HIV. Namun demikian, seperti di negara-negara lainnya di dunia, implementasi di Indonesia belum maksimal. Beberapa laporan dan penelitian telah menunjukkan, bahwa eliminasi TBC di tahun 2030 tidak akan tercapai jika hanya mengobati pasien yang sakit TBC.

"Tanpa dikombinasikan dengan pemberian terapi pencegahan akan sulit mencapai eliminasi TBC 2030,” terangnya.

Baca Juga: Ketua Umum PGI Gomar Gultom Imbau Umat Tetap Tenang Usai Adanya Ledakan di Depan Gereja Katedral Makassar

Ia pun menekankan pentingnya pendekatan komperehensif dalam pemberantasan TBC. Menurutnya pemberantasan TBC bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja, tetapi semua pihak. Karenanya harus ada kerja sama dan sinergi lintas sektoral dalam penanganan TBC dan mewujudukan Indonesia bebas TBC 2030 mendatang. Di samping itu peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan.

TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobaterium tubercolusis. Penyakit ini menular melalui udara dari droplet penderita saat bersin, batuk, maupun berbicara. Kuman TBC mampu bertahan selama beberapa jam dalam kondisi lingkungan yang lembab dan gelap.

TBC dapat menginfeksi semua orang di segala usia dan dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, ginjal, usus, serta otak . Gejala TBC pada orang dewasa berupa batuk terus menerus selama 2-3 minggu bahkan hingga batuk darah, berat badan menurun, tubuh tersa letih dan lesu, serta berkeringat di malam hari.

Baca Juga: Kapolda Sulsel: Bom Gereja Katedral Makassar Kategori High Explosive, 14 Orang Jadi Korban

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Perintahkan Kapolri Usut Tuntas Jaringan Pelaku Terorisme di Gereja Katedral Makassar

Rina menjelaskan TBC merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian terbesar dunia. Bahkan menjadi penyebab kematian nomor satu di antara penyakit infeksi tunggal. Meskipun demikian, TBC dapat disembuhkan melalui pengobatan selama 6 bulan.

“TBC itu bisa disembuhkan. Obatnya sudah ditemukan dan disediakan gratis oleh pemerintah. Hanya saja memang pengobatannya lama sehingga menuntut ketaatan pasien dalam meminum obat,” paparnya.

Apabila pasien tidak taat dalam menjalani pengobatan, Rina menyebutkan bahwa hal ini bisa memperberat penyakit yang dapat menyebabkan kematian atau dapat menyebabkan kuman TBC resisten (kebal) terhadap obat. Kondisi TBC kebal obat ini memerlukan pengobatan yang lebih kompleks dan dalam jangka waktu panjang, serta efek samping yang lebih besar.

"Kalau sudah terjadi resistensi maka risiko kematiannya tinggi. Oleh sebab itu pasien harus benar-benar taat minum obat TBC sampai tuntas agar tidak terjadi resistensi," pungkas Rina.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Humas UGM

Tags

Terkini

Terpopuler