Mengenal Isra Mikraj, Perjalanan Sakral Rasulullah pada 27 Rajab Hingga Langit Ketujuh

- 1 Februari 2024, 10:48 WIB
Ilustrasi Isra Mikraj.
Ilustrasi Isra Mikraj. /Freepik/Freepik/pikisuperstar

PORTAL JOGJA – Jika kita membuka kalender bulan Februari 2024, beberapa hari lagi umat Islam akan memperingati Hari Isra Mikraj. Tepatnya tanggal 27 Rajab 1445 Hijriah atau bertepatan dengan 8 Februari 2024. Apa sebenarnya yang dimaksud Isra Mikraj?.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam yang diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 disebutkan, Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha pada malam hari, kemudian dilanjutkan sampai ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram yang ada di kota Makkah ke Masjidil Aqsha yang ada di Yerusalem. Sedangkan Mikraj adalah perjalanan Rasulullah menuju langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini 1 Februari 2024

Perjalanan tersebut merupakan perjalanan sakral karena hanya bisa terjadi atas kuasa Allah Swt.  Peristiwa Isra Mikraj terjadi pada malam tanggal 27 Rajab tahun 621 M. Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran Surat Al Israa ayat 1 yang artinya :

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepada-Nya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Dikisahkan, saat itu Rasulullah tengah duduk merenung di serambi masjid. Datanglah Malaikat Jibril  mendekati Nabi Muhammad dan mengajaknya untuk melakukan perjalanan jauh, yakni isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan mikraj ke langit ketujuh.

Baca Juga: Muhammadiyah Serahkan Bantuan Alat Medis ke Rumah Sakit Palestina di Mesir

Pada waktu itu, sangat mustahil menempuh perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hanya dalam waktu semalam, terlebih lagi perjalanan menuju langit ketujuh. Namun Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya dan memberikan pengalaman yang sangat menakjubkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Untuk menuju Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad mengendarai Buraq yang dibawa Malaikat Jibril dari Surga. Dalam perjalanan, Rasulullah beberapa kali diajak untuk berhenti sejenak dan melaksanakan salat sunnah 2 rakaat.

Yang pertama adalah di Madinah. Malaikat Jibril menjelaskan kepada Nabi Muhammad Saw, bahwa di tempat itulah kelak Nabi Muhammad Saw akan berhijrah. Yang kedua di Thuur Sina yang merupakan tempat Nabi Musa As berbicara langsung dengan Allah Swt.

Baca Juga: Event Hari Ini di Yogyakarta, Salah Satunya Pameran Seni Rupa MEMOAR 24/101

Sedang tempat pemberhentian ketiga adalah di Baitul Lahm, yang merupakan tempat kelahiran Nabi Isa As.  Perjalanan itupun dilanjutkan kembali hingga Masjidil Aqsha.

Sesampainya di Masjidil Aqsa, Rasulullah melanjutkan Mikraj, menuju ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha. Sesudah langit ketujuh, Rasulullah melanjutkan perjalanan tanpa ditemani oleh Malaikat Jibril. Pada saat itulah Nabi Muhammad Saw menerima perintah salat langsung dari Allah Swt.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah IV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah