Network
PORTAL JOGJA - Diketahui. sistem belajar mengajar di Universitas Al-Azhar sebelum gerakan pembaharuan Islam Pendidikan di Alzhar sangat tergantung pada pelajaran sendiri tanpa dibebani apa-apa. Seorang murid bisa lulus dari Al-Azhar hanya dengan mendaftarkan namanya dalam buku daftar murid Al-Azhar.
Murid memilih bebas guru dan pelajaran yang ingin dipelajari. Murid bisa berbuat apa saja boleh datang atau tidak, boleh belajar sungguh, atau tidak, boleh paham pelajarannya atau tidak. Semua itu terserah kepada muridnya hingga akhirnya maju ujian Amaliah.
Dilansir dari Buku Alam Pikiran Modern di Timur Tengah, karya H. A Mukti Ali tahun 1999 proses belajar mengajar sebelum gerakan pembaharuan modern di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesirnakan masih gukan sistem pendidikan tradisional dengan memakai tikar dan duduk melingkari guru.
Baca Juga: Sejarah Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, Dari Masjid Hingga Universitas
Ketika proses pembelajaran di dilakukan kyai duduk di kursi, sedangkan murid-murid duduk melingkar. Terkadang juga guru duduk di atas kain berbulu dan murid-murid duduk melingkar di tikar.
Hal menarik suasana belajar mengajar guru membaca kitab disusul murid mendengarkan dan bertanya. Satu baris dalam suatu kitab dibahas secara mendalam, bahkan tidak jarang 1 baris dipelajari sampai 1-3 jam.
1 baris tidak akan pindah ke baris berikutnya bila dibahas secara mendalam. Setelah pelajaran selesai dilanjutkan makan pagi yang dilakukan di kamar masing-masing dan kamar juga dijadikan tempat tidur dan ruang makan sekaligus.
Usai makan murid-murid kembali belajar ilmu nahwu hingga sampai waktu ashar. Demikianlah cara belajar murid-murid yang mempelajari ilmu fiqih dan nahwu masing-masing 1tahun atau lebih.
Baca Juga: 2 Alasan Kucing Sering Berbaring di Pakaian Kita
Menariknya kedua kitab tersebut berupa matan dan ada penjelasan terhadap matan yang disebut dengan syarah. Kemudian catatan yang ada dipinggir kitab menerangkan tentang syarah dinamakan hasyiyah .
