3 Alasan Orang Minang Merantau, Ini Faktanya

- 15 September 2021, 18:56 WIB
3 Alasan  Orang  Minang  Merantau, Ini Faktanya
3 Alasan Orang Minang Merantau, Ini Faktanya /Minangku.com

PORTAL JOGJA - Merantau salah satu cara mencari pengalaman baru dengan tujuan memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa depan. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang memutuskan untuk merantau ke daerah lain.

Faktor ekonomi, faktor alam, faktor pendidikan hingga faktor tradisi. Biasanya yang mendorong seseorang merantau dengan alasan ekonomi. Namun, lain lagi masyarakat suku Minangkabau yang tinggal di Sumatera Barat.

Suku ini memiliki kebiasaan atau budaya merantau yang menjadi identitas orang Minang Dilansir Portal Jogja dari laman historis.id alasan orang Minang harus merantau yaitu

Jika Ingin Dipandang Dewasa

Merantau menjadi keharusan orang Minang terutama para pemuda. Jika Ingin dipandang dewasa dalam masyarakat, tidak mau disebut penakut dan tidak bisa hidup mandiri.

Baca Juga: 6 Manfaat Habiskan Waktu Bersama Keluarga di Rumah, Berikut Penjelasannya

Bila pemuda hingga laki-laki remaja belum menikah dan tidak merantau atau hidup di luar daerah Minang. Orang Minang disebut penakut karena tidak mau atau tidak berani hidup di luar daerah Minang.

Kemudian dikatakan orang yang tidak mau hidup mandiri, alasannya masih tergantung kehidupann terhadap saudara ata sanak saudara di daerah Minang.

Penemuan Jati Diri

Orang Minang merantau punya alasan tersendiri bukan sekedar mencari rezeki dan memperoleh kekayaan. Namun, ada tujuan lain yang hendak dicapai adalah penemuan Jati Diri hingga pengalaman hidup.

Rasa Malu

Alasan orang Minang merantau yang tidak kalah menarik adalah rasa malu. Dilansir dari laman voi.id orang Minang merantau karena rasa malu karena masih hidup bersama orang tua dan belum mandiri

Baca Juga: Bisnis Perjudian di Makau Porak-poranda Karena Kebijakan Baru, Catat Penurunan Harga Saham 14 Miliar Dollar

“Perasaan malu yang mendorong mereka meninggalkan kampung. Bila mereka terus-menerus di kampung, biarpun segala cukup, ibu bapak gadis-gadis tidak akan menjemputnya. Ini bukan saja memalukan pemuda itu sendiri, tetapi lebih lagi bagi ibu, mamak, dan bapaknya. Yang bertiga ini malu sekali bila pemuda sebaya dengan anaknya telah kawin dan anaknya belum.”

“Anaknya seolah-olah tidak laku. Betapa juga banyak darah bangsawan mengalir di seluruh tubuhnya, atau betapa pun ramainya ilmu agama dalam kepalanya, selama mereka tinggal di kampung, ibu bapak gadis-gadis lebih suka menjemput pemuda yang berdagang di rantau,” kata Muhamad Radjab dalam otobiografinya Semasa Kecil di Kampung 1913-1928 (2019) sebagaimana dilansir oleh voi.id.

Merantau ke seluruh dunia menjadi tujuan mereka, tetapi ada yang sukses dan ada pula mengalami kesulitan saat awalnya. Orang Minang dikenal pantang menyerah ulet memulainya dari nol.

Pekerjaan apa saja mereka jalani mulai dari buka warung padang sampai pedagang. Berkat keuletan dan kegigihannya mereka menggapai kesuksesan hingga membangun rumah yang sendiri dari hasil jerih payahnya.***

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah