Haji di Masa Pandemi Virus Corona, Protokol Kesehatan Jadi Utama

3 Agustus 2020, 22:46 WIB
Jemaah haji di depan Ka'bah. /Bagus Kurniawan/(saudi press agency)

PORTAL JOGJA - Pemerintah Arab Saudi melakukan pembatasan jemaah dalam pelaksanan Haji tahun 1441 H/2020 M, saat ada pandemi virus cronoa atau Covid-19.

Pembatasan kuota haji hanya sekitar 10 ribu jemaah. Padahal pada musim haji sebelumnya mencapai 2,5 juta jemaah. Jemaah haji hanya untuk warga Saudi yaitu 30 persen dan 70 persen untuk warga negara asing atau ekspatriat yang sudah tinggal di Saudi.

Usia jemaah haji juga dibatasi sekitar 20-50 tahun dan tidak mengidap atau menderita penyakit menahun (penyakit lama), memiliki sertifikat PCR yang menyatakan negatif Covid-19.

Sejak kedatangan rombongan jemaah haji pertama kali pada tanggal 18 JUli 2020, pemerintah Arab Saudi mlakukan  pemeriksaan ketat terkait protokol kesehata., Para jemaah juga harus melakukan isolasi mandiri selama 4 hari sebelum Wukuf Arafah atau puncak haji.

Masjidil haram juga dijaga ketat oleh petugas. Jemaah yang tidak memakai masker tidak diperbolehkan masuk.

Sekeliling Ka'bah juga dipasang pagar agar jemaah tak masuk menyentuh kain Ka'bah dan Hajar Aswad. Tempat Sai antara Safa dan Marwah juga dijaga petugas.

Semua ada petugas yang mengatur pergerakan jemaah saat tawaf, sai dan harus ada jarak sekitar 1,5 meter.

Selain itu a na ribuan liter disinfektan yang digunakan untuk membersihkan sekitar Masjidil Haram. Ribuan pekerja pria dan wanita dikerahkan untuk membersihkan setiap hari. Selama 24 jam ada petugas yang membersihkan secara manual ataupun menggunakan mesin pengepel lantai.

Dikutip dari Saudi Press Agency, Jenderal Saad Al-Dosary, asisten komandan Pusat Komando dan Kontrol untuk Keamanan Haji, mengatakan sebanyak 6.250 kamera dipasang di Masjidl Haram, Mina dan tempat-tempat suci lainnya.

Menurutnya hal ini merupakan tindak lanjut dari Menteri Dalam Negeri dan bimbingan Direktur Keamanan Publik untuk melaksanakan pekerjaan luar biasa ini melalui personel terlatih dan efisien yang dilengkapi dengan perangkat teknis dan teknologi yang sangat canggih.

Al-Dosary mengatakan pusat pengendali itu berkantor pusat di Al-Awali di Mekah. Tempat ini, memasok gambar-gambar operasi semua perintah lapangan melalui orang-orang terlatih dari Keamanan Umum.

Mereka adalah para profesional dalam proses mengendalikan dan memonitor kamera televisi di tempat-tempat suci, area Masjidil Haram dan Mekah.

"Secara keseluruhan untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat kepada personel terkait di lapangan selama haji," kataya.

Demikian pula saat wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan di Mina serta melakukan tawaf Ifadah juga tetap harus sesuai protokol kesehatan.

Batu kerikil yang dikumpulkan di Muzdalifah juga sudah disiapkan dalam tas-tas dan sudah dibersihkan dengan disinfektan untuk melempar jumrah.

Saat melempar jumrah di Jamarat di tiga pilar batu yakni Jumrah Aqabah, Ula dan Wustha juga ada petugas yang mengaturnya. Jemaah diatur secara berkelompok sekitar 50 orang dan ada petugas yang jadi pemandu.

Hingga hari terakhir di hari Tasrikh, pelaksanan ibadah haji tahun ini berjalan sukses dengan mengutamakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Saat umat muslim melaksanakan tawaf wada' di hari terakhir pelaksanaan ibadah Haji 2020, mereka mengelilingi Ka'bah sebagai salam perpisahan dengan tetap menjaga jarak dengan jemaah yang lain.

Setelah selesai haji, ketika pulang ke wilayah masing-masing. Jemaah haji juga harus melakukan isolasi mandiri. (*)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Saudi Press Agency

Tags

Terkini

Terpopuler