Mencicipi Masakan saat Berpuasa Tak Batalkan Ibadah, Berikut Dalil yang Mendasari dan Tatacaranya

12 April 2021, 16:35 WIB
ILUSTRASI Mencicipi masakan untuk berbuka puasa. //*Galamedia

PORTAL JOGJA - Ketika bulan suci Ramadhan tiba dan umat Islam diwajibkan untuk menjalani ibadah puasa selama 30 hari.

Namun pada masa-masa dimana umat Islam menjalani Ibadah ini, terdapat sebuah perdebatan yang muncul ditengah-tengah masyarakat.

Perdebatan ini terkait dengan hukum mencicipi masakan yang dipersiapkan untuk berbuka puasa.

Baca Juga: Mau Berpuasa Ramadhan? Ini Beberapa Pilihan Bacaan Niat dan Artinya

Pasalnya, tidak sedikit orang yang tidak percaya diri dengan masakan yang dibuatnya jika belum mencicipinya secara langsung.

Namun jika hal ini dilakukan, apakah puasa yang dijalani akan batal?

Terkait dengan hal ini, Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah), memberikan jawaban mengenai hukum bagi siapa saja yang mencicipi masakan ketika berpuasa.

Baca Juga: Lengkap! Doa Bacaan Ziarah Kubur Beserta Latin, Arti dan Caranya

Dilansir dari Konsultasi Syariah, mencicipi masakan itu diperbolehkan bagi orang yang puasa, baik lelaki maupun wanita.

Adapun cara untuk mencicipi masakan tersebut bisa dilakukan dengan cara meletakkan makanan di ujung lidahnya.

Setelah itu makanan tersebut dirasakan, kemudian dikeluarkan, dan tidak ditelan sedikit pun.

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Baru Sore Nanti, Arab Saudi Tetapkan 1 Ramadhan 1422 H Besok 13 April 2021

Dijelaskan secara lebih lanjut, dalil yang menunjukkan hal ini adalah perkataan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu,

لَا بَأسَ أَن يَذُوق الخَلَّ أو الشَيءَ مَا لَـم يَدخُل حَلقَه وهو صائم. رواه البخاري معلقا

“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (H.r. Bukhari secara mu’allaq)

Lebih lanjut, jika orang yang sedang berpuasa tidak sengaja menelan makanan yang dicicipi, maka dia tidak wajib qadha, dan dia lanjutkan puasanya.

Hal itu berdasarkan keumuman dalil yang menunjukkan dimaafkannya orang yang lupa dalam pelaksanaan syariat.

Selain itu terdapat juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

من نسي وهو صائم ، فأكل أو شرب فليتم صومه ، فإنما أطعمه الله وسقاه “. متفق عليه

“Siapa saja yang lupa ketika puasa kemudian makan atau minum maka hendaknya dia sempurnakan puasanya, karena Allah telah memberinya makan atau minum.” (H.r. Bukhari dan Muslim) ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Konsultasi Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler