Network
PORTAL JOGJA – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya setelah kehilangan dukungan dari sejumlah menteri di kabinet utama.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, Boris Johnson yang berusia 58 tahun itu menghadapi serangkaian pergolakan internal besar-besaran di Partai Konservatif.
Hal itu dipicu karena Boris Johnson menunjuk seorang politisi yang dituduh melakukan kekerasan seksual sebagai anggota parlemen.
Dilansir dari Al Jazeera, Boris juga mendapat kritik keras karena melanggar aturan lockdown selama pandemi virus corona.
Baca Juga: Kemenag Cabut Izin Pesantren Shiddiqiyyah Jombang Menyusul Kasus Pencabulan yang Dilakukan Pengurus
Pada hari Selasa, Rishi Sunak dan Sajid Javid, kanselir dan menteri kesehatan, berhenti dengan alasan kurangnya integritas dan kompetensi pemerintah.
Hal itu kemudian memicu serangkaian pengunduran diri, dengan beberapa menteri tinggi lainnya yang memutuskan berhenti atau meminta Johnson untuk mengundurkan diri.
“Proses pemilihan pemimpin baru itu harus dimulai sekarang,” kata Johnson pada hari Kamis di pintu Downing Street Nomor 10 seperti ditulis Al Jazeera. Selain itu Boris Johnson juga mengucapkan terima kasih kepada para pemilihnya.
“Terima kasih atas mandat yang luar biasa itu, mayoritas Konservatif terbesar sejak 1987, bagian suara terbesar sejak 1979,” ujarnya.
Boris yang tetap menjalankan tugasnya sebagai Perdana Menteri dalam beberapa hari ini meski diguncang aksi pengunduran diri itu beralasan, ia melakukan bukan karena keinginannya, namun karena menjalankan mandate.
