Konflik Rusia dan Ukraina, Moskow Klaim Hancurkan Rudal Bantuan Eropa Hingga Saling Usir Diplomat

- 11 April 2022, 23:24 WIB
Ilustrasi Bendera Rusia dan Ukraina. pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov
Ilustrasi Bendera Rusia dan Ukraina. pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov /

PORTAL JOGJA - Berkut ini berita seputar konflik Rusia dan Ukraina yang belum ada tanda-tanda bakal berakhir yang dirangkum Portaljogja.com hari ini, Senin (11/4).

Rusia telah melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari hingga mengakibatkan banyak kota di negara bekas pecahan Uni Soviet itu hancur Lebih dari 4 juta warga sipil telah mengngsi ke sejumlah negara.

Perlawanam Ukraina terhadap Rusia hingga kini terus dilakukan Sejumlah negara Eropa anggota NATO banyak memberikan bantuan militer pada Ukraina.

Rusia mengatakan telah menggunakan rudal jelajah untuk menghancurkan sistem rudal antipesawat S-300 yang dipasok salah satu negara Eropa ke Ukraina.

Rusia meluncurkan rudal penjelajah Kalibr pada Minggu untuk menyerang empat peluncur S-300 yang disembunyikan di hanggar di pinggiran kota Dnipro, Ukraina, demikian kata kementerian pertahanan.

Baca Juga: Fadhilah Sholat Tarawih Hingga Malam ke 10: Ini Keutamannya Hingga Dapat Rezeki Dunia Akhirat

Moskow menyebutkan 25 tentara Ukraina terkena hantaman rudal penjelajah tersebut.

"Rudal Kalibr yang diluncurkan dari perairan dengan presisi tinggi menghancurkan peralatan divisi rudal antipesawat S-300 yang dikirim salah satu negara Eropa untuk rezim Kiev," kata kementerian.

Rusia tidak mengungkapkan negara mana yang telah memasok sistem S-300.

Anggota NATO Slovakia, yang mendonasikan sistem rudal semacam itu ke Ukraina, mengaku senjata yang dipasoknya tidak terkena gempuran Rusia.

"S-300 kami tidak hancur," kata juru bicara pemerintah Slovakia Lubica Janikova.

Pasukan Rusia juga menembak jatuh dua pesawat Su-25 milik Ukraina di dekat kota Izium dan menggempur dua gudang amunisi, yang salah satunya terletak di dekat kota Mykolaiv, kata kementerian pertahanan Rusia.

Baca Juga: Polda DIY Tangkap 5 Pelaku Penganiayaan yang Tewaskan Pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Ini Kronologinya

Sementara itu aksi salng berbalas mengusir diplomat terus terjadi antara Rusia dengan sejumlah negara Eropa. Sedikitnya sudah 14 negara Eropa yang melakukan pengusiran diplomat dan staf di berbagai negara Rusia pun juga balik mengusir diplomat dari Moskow.

Kroasia pada Senin meminta 24 staf kedutaan besar Rusia untuk meninggalkan negaranya terkait invasi Rusia di Ukraina dan "agresi brutal", kata kementerian luar negeri Kroasia, menyusul langkah serupa oleh negara-negara Uni Eropa.

Jumlah tersebut mencakup 18 diplomat, kata kementerian lewat sebuah pernyataan.

Kementerian mengatakan bahwa duta besar Rusia dipanggil sebagai protes atas "agresi brutal terhadap Ukraina dan berbagai kejahatan yang dilakukan (di sana)".

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Selasa 12 April 2022: Sinetron Aku Bukan Wanita Pilihan dan Ikatan Cinta

"Pihak Rusia telah diberitahu soal pengurangan staf administrasi-teknis di kedutaan besar Federasi Rusia di Zagreb," kata pernyataan itu.

Berita lainnya adalah pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov mengatakan akan ada serangan hebat yang terjadi kota-kota Ukraina hingga desa. Kota Kyiv dan kota-kota lainnya di Ukraina akan kembali direbut Rusia.

Ramzan Kadyrov merupakan pemimpin Chenchnya yang dikenal sebagai 'kaki' Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Akan ada serangan. Tak hanya di Mariupol, tetapi juga tempat lain dari kota hingga desa," kata Ramzan Kadyvor, Senin 11 April 2022 sebagaimana dikutip Reuters.

Ramzan Kadyvor juga mengatakan kota Luhansk dan Donetsk sepenuhnya bebas dari tangan Ukraina.

"Luhansk dan Donetsk, akan sepenuhnya dibebaskan, dan kemudian mengambil Kyiv dan semua kota lainnya," katanya.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah