Rusia Ancam Habiskan Tentara Asing Bayaran yang Bantu Ukraina

- 15 Maret 2022, 12:03 WIB
Ilustrasi Tentara bayaran dari Grup Wagner berfoto bersama saat di Suriah.
Ilustrasi Tentara bayaran dari Grup Wagner berfoto bersama saat di Suriah. /Mirror

PORTAL JOGJA - Pasukan Rusia menggempur pangkalan militer di Ukraina yang menjadi tempat latihan militer dari berbagai negara.

Akibat serangan udara tersebut ratusan orang tewas dan luka-luka. Selain tu banyak bagunan yang hancur akibat seranga rket dan rudal.

Rusia menuding pangkalan militer yanga ada orang bukan Ukraina sebagai tempat latihan legiun asing yang akan membantu melawan pasukan Moskow.

Pihak Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya bersumpah tidak akan memberikan belas kasihan kepada tentara bayaran yang ada di Ukraina.

Baca Juga: Perang Siber Saat Invasi Rusia ke Ukraina, China Juluki Amerika Serikat Sebagai 'Kekasiaran Hacker'

"Semua lokasi tentara bayaran asing di Ukraina diketahui oleh kami," kata juru bicara militer Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan pada Senin, 14 Maret 2022.

"Saya ingin memperingatkan Anda lagi - tidak akan ada belas kasihan bagi tentara bayaran, di mana pun mereka berada di wilayah Ukraina," kata Igor sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com pada 15 Maret 2022 dengan judul berita "Rusia: Kami Bersumpah Tak Ada Belas Kasih bagi Legiun Bayaran Asing di Ukraina".

Sebelumnya, Barat mendorong agar warganya mendaftarkan diri untuk menjadi legiun asing dalam membantu Ukraina yang digempur Rusia dan akan bertanggung jawab jika mereka gugur di medan konflik.

Konashenkov mengatakan bahwa sejumlah pemerintah Barat telah mendukung agar warganya untuk berperang melawan pasukan Rusia sebagai tentara bayaran.

Baca Juga: Pemkab Sleman Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng di 7 Kecamatan, Salurkan 34 Ribu Liter

"Semua tanggung jawab lebih lanjut atas kematian warga asing kategori ini di Ukraina terletak semata-mata pada kepemimpinan negara-negara ini (Barat)," katanya.

"Serangan yang ditargetkan akan terus berlanjut," sambungnya yang secara khusus mengacu pada gempuran rudal Rusia yang menargetkan pangkalan militer di Yavorov dan Starichi di Ukraina Barat pada Minggu, 13 Maret 2022.

Rusia mengeklaim bahwa salvo rudal menghancurkan fasilitas yang digunakan oleh "Legiun Internasional Ukraina" dan menewaskan hingga 180 pejuang asing.

Sementara itu, Ukraina mengatakan ada 35 orang tewas dan 130 orang terluka dalam serangan di Yavorov.

Pangkalan tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun oleh NATO untuk melatih pasukan Ukraina.

Baca Juga: Info Stok Darah UDD PMI di DIY Hari Ini Selasa 15 Maret 2022, Komponen Darah TC Kosong di 3 Kabupaten

Diberitakan sebelumnya, seorang penembak jitu veteran Angkatan Bersenjata Kanada resmi bergabung dengan barisan legiun asing di Ukraina.

Penembak jitu Kanada yang dijuluki "Wali" itu bergabung atas seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar para pejuang asing memerangi militer Rusia.

Dia memasuki Ukraina dari Polandia dengan sekelompok veteran Inggris dan Kanada pada pekan lalu.

Mereka berkumpul di rumah yang telah direnovasi untuk bergabung dengan pasukan Ukraina dan batalion tentara sukarelawan yang terus bertambah.

Baca Juga: Azriel Hermansyah Janji Jaga Ameena: Jangan Sampai Merasakan Apa yang Pernah Kita Alami

Pada Juni 2017, seorang penembak jitu pasukan khusus Kanada yang tidak dikenal menembakkan senapan McMillan Tac-50 kepada seorang militan ISIS di Mosul dari jarak lebih dari dua mil.

Militan ISIS itu tewas dan tercatat sebagai pembunuhan terlama yang pernah terjadi.

Pria yang juga berprofesi sebagai programmer komputer itu mengatakan dia rela melewatkan ulang tahun putranya demi bergabung dengan pasukan Ukraina.

"Itu adalah bagian tersulit saat melakukan perjalanan ke Ukraina. Seminggu yang lalu saya masih memprogram hal-hal lain. Sekarang saya mengambil rudal anti-tank di gudang untuk membunuh orang sungguhan. Itulah kenyataan saya sekarang," katanya.

Dia mengatakan kepada surat kabar Kanada berbahasa Prancis La Presse bahwa dia menolak untuk melihat "invasi habis-habisan" di depan matanya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 15 Maret 2022: Nino Berulah Lagi Gegara Tak Diundang Andin dan Aldebaran Aqiqah Askara

"Apa yang saya lakukan adalah hubungan arus pendek politik Kanada," katanya.

"Ya, tentu saja pemerintah tidak menyukainya, tetapi (di Ukraina), saya benar-benar merasa ada dukungan kuat dan bukan hanya sekadar dukungan moral," tuturnya.

Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, lebih dari 20.000 orang dari 52 negara secara sukarela membantu Ukraina melawan pasukan Rusia menyusul serua Zelensky.***(Ikbal Tawakal/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah