Pentagon Amerika Serikat Sebut Kasus Invasi Rusia ke Ukraina Contoh untuk Taiwan dan China

- 12 Maret 2022, 15:48 WIB
Ilustrasi bendera Taiwan (kiri) dan bendera China (kanan).
Ilustrasi bendera Taiwan (kiri) dan bendera China (kanan). /Kolase foto Pixabay/Chickenonline/

Dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2022 (NDAA), Kongres mendefinisikan kemampuan asimetris defensif sebagai kemampuan yang diperlukan untuk mempertahankan Taiwan dari ancaman eksternal konvensional, termasuk rudal pertahanan pantai, rudal angkatan laut ranjau, kemampuan anti-pesawat, pertahanan dunia maya, dan pasukan operasi khusus.

Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu mengatakan, proposal Karlin tidak hanya akan mendorong Taiwan ke dalam situasi genting, tetapi juga membawa konsekuensi yang tak tertahankan bagi pihak AS.

Dalam rentang tahun 2017 hingga 2021, AS menjual persenjataan kepada Taiwan senilai 18,3 miliar dolar AS dan trennya meningkat. Tren itu terus berlanjut saat Joe Biden menjabat pada Januari 2021.

Baca Juga: Presiden Jokowi Rencananya akan Hadiri dan Berikan Hadiah untuk Juara MotoGP Mandalika

Pada November 2021, sekelompok senator Republik mengusulkan Undang-Undang Pencegahan Taiwan untuk membuat corong senjata senilai 2 miliar dolar AS per tahun ke Thailand.

Pemerintah Taiwan pernah menyebut dirinya bagian dari China sehingga Taiwan aman dari ancaman invasi.

Kini, ancaman invasi China ke Taiwan meningkat. Washington telah menjanjikan dukungannya untuk Taiwan dalam mempertahankan otonominya.

Dukungan AS, termasuk kunjungan politisi dan personel militer, ditentang keras oleh China yang menganggap AS terlalu ikut campur dengan urusan internal negara mereka.***(Rizki Laelani/Pikiran-Rakyat.com)

 

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah