Ukraina Sebut Rusia Pakai Bom Vakum atau Termobatik, Senjata Saya Ledak Tinggi Pemusnah Massal

- 3 Maret 2022, 05:41 WIB
Ilustrasi serangan roket mengahntam pemukiman. Presiden Ukraina menyebut bahwa tanah airnya terasa seperti saat Perang Dunia II, ketika Rusia menembakkan roket ke pemukiman.
Ilustrasi serangan roket mengahntam pemukiman. Presiden Ukraina menyebut bahwa tanah airnya terasa seperti saat Perang Dunia II, ketika Rusia menembakkan roket ke pemukiman. /Reuters /Gleb Garanich

PORTAL JOGJA - Saat melakukan invasi ke Rusia menyerang dengan serangan udara secara kilat pertama kali pada tanggal 24 Februari 2022.

Namun hingga sepekan ini serangan Rusia pada Ukraina belum berhenti. Sejumlah wilayah menjadi target sasaran pasukan Rusia.

Kota-kota dengan berbagai difasilitas diserang menggunakan roket, rudal dan misil hingga artileri oleh Rusia Akibatnya sejumlah fasilitas penting rusak.

Namun serangan Rusia juga menyasar ke pmukiman warga sipil hingga ada korban jiwa dan luka-luka. Serangan Rusia ke Ukraina sendiri telah menewaskan ratusan warga sipil dan membuat lebih dari 500 ribu orang mengungsi, demikian hasil laporan PBB.

Baca Juga: Negara Eropa dan AS Bantu Senjata Ukraina Melawan Invasi Rusia. Prancis Siap Perang Lawan Moskow

Rusia disebut menggunakan bom vakum atau bom termobarik saat menyerang Ukraina, demikian pernyataan duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat.

"Hari ini mereka menggunakan bom vakum, yang sesungguhnya dilarang konvensi Genewa," kata dubes Oksana Markarova, setelah pertemuan dengan anggota Kongres AS, seperti dikutip dari Reuters.

"Kehancuran yang coba dihantamkan Rusia ke Ukraina sangat besar."

Senjata termobarik ini juga dikenal sebagai bom vakum dan memiliki daya ledak dan daya hancur lebih besar dari senjata konvensional.

Termobarik berpotensi menjadi senjata pemusnah massal. Ledakan bom termobarik juga bertahan lebih lama dari senjata lain.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah