Analisis: Pil Covid-19 Akan Datang, Tetapi Tidak Ada Pengganti Vaksin, Kata Para Ahli Penyakit

- 9 November 2021, 11:46 WIB
Pil antivirus oral dari Merck & Co (MRK.N) dan Pfizer Inc
Pil antivirus oral dari Merck & Co (MRK.N) dan Pfizer Inc /Pixabay.com/WiR_Pixs/

PORTAL JOGJA – Pil antivirus oral dari Merck & Co (MRK.N) dan Pfizer Inc (PFE.N)/BioNTech SE telah terbukti secara signifikan menumpulkan hasil terburuk Covid-19 jika diminum cukup awal, tetapi dokter memperingatkan orang yang ragu vaksin untuk tidak bingung manfaat pengobatan dengan pencegahan yang diberikan oleh vaksin.

Sementara 72% orang dewasa Amerika mendapatkan suntikan pertama vaksin, menurut jajak pendapat Kaiser Family Foundation, laju vaksinasi telah melambat, karena keberpihakan politik di Amerika Serikat membagi pandangan tentang nilai dan keamanan vaksin melawan virus corona.

Mandat vaksin oleh pengusaha, negara bagian dan administrasi Presiden AS Joe Biden telah membantu meningkatkan vaksinasi tetapi juga memicu kontroversi itu.

Baca Juga: A.S. Akan Izinkan Penggunaan Pfizer Covid-19 untuk Anak-anak Usia 5-11 pada Akhir Oktober 2021

Beberapa ahli penyakit khawatir kedatangan perawatan oral Covid-19 dapat semakin menghambat kampanye vaksinasi. Hasil awal survei terhadap 3.000 warga AS oleh Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Kota New York (CUNY) menunjukkan bahwa obat-obatan tersebut dapat "menghambat upaya untuk membuat orang divaksinasi," kata Scott Ratzan, seorang ahli komunikasi kesehatan di CUNY, yang memimpin penelitian.

Ratzan mengatakan satu dari setiap delapan dari mereka yang disurvei mengatakan mereka lebih suka diobati dengan pil daripada divaksinasi. "Itu angka yang tinggi," kata Ratzan.

Kekhawatiran tersebut menyusul berita pada hari Jumat dari Pfizer, pembuat vaksin Covid-19 terkemuka, bahwa pil antivirus eksperimental Paxlovid mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat penyakit tersebut sebesar 89% pada orang dewasa yang berisiko tinggi.

Hasil Pfizer mengikuti berita dari Merck dan mitra Ridgeback Biotherapeutics pada 1 Oktober bahwa obat antivirus oral mereka mengurangi rawat inap dan kematian hingga setengahnya. Obat itu, yang dikenal sebagai molnupiravir, mendapat persetujuan bersyarat di Inggris pada hari Kamis.

Baca Juga: Sekutu Donald Trump: Flynn, Miller, Eastman dan Lainnya Dipanggil Komite 6 Januari untuk Bersaksi

Keduanya membutuhkan izin dari regulator kesehatan AS tetapi bisa di pasar pada bulan Desember.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x