"Karena distribusi vaksin tidak merata, kami perkirakan pandemi akan berlanjut untuk waktu yang lama," kata pemerintah Swiss dalam pernyataan resmi dikutip Reuters.
Swiss sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa pada 2022 orang-orang akan membutuhkan suntikan penguat, baik karena kekebalan dari suntikan fase pertama berkurang atau ketika varian-varian Covid-19 mengganggu perlindungan.
"Pemerintah federal Swiss sedang memusatkan perhatian pada vaksin mRNA," bunyi pernyataan tersebut. "(Vaksin-vaksin) ini telah membuktikan diri sangat efektif dan dapat ditoleransi."
Baca Juga: Ditolak Palestina, Israel akan Musnahkan 800 Ribu Dosis Vaksin Covid-19
Selain sumbangan vaksin AstraZeneca, Swiss juga telah mendonasikan dana 145 juta franc Swiss (sekitar Rp2,2 triliun) kepada COVAX.
Sumbangan dana tersebut merupakan bagian dari sedikitnya 300 juta franc (sekitar Rp4,7 triliun) yang telah disiapkan untuk mendukung upaya mempercepat program Organisasi Kesehatan Dunia terkait pengadaan alat-alat penanganan Covid-19, Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A).
ACT-A itu sendiri ditujukan untuk mempercepat pengembangan teknologi dalam menanggulangi pandemi. ***