Negara Arab Kecam Israel Atas Bentrokan yang Terus Terjadi, Salah Satunya Saat Ibadah Menanti Lailatul Qadar

- 9 Mei 2021, 12:07 WIB
Masjid Al Aqsa, lokasi bentrokan antara warga Palestina yang diserang oleh pasukan Israel pada malam Lailatul Qadar atau malam ke-27 pada penanggalan bulan Ramadhan/Stacey Franco/Unsplash
Masjid Al Aqsa, lokasi bentrokan antara warga Palestina yang diserang oleh pasukan Israel pada malam Lailatul Qadar atau malam ke-27 pada penanggalan bulan Ramadhan/Stacey Franco/Unsplash /

PORTAL JOGJA - Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania dan negara Arab lainnya mengecam Israel atas peningkatan kekerasan yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 2021 ini.

Bentrokan terakhir terjadi Sabtu malam, 8 Mei 2021 bertepatan dengan ibadah malam Lailatul Qadar yang diadakan di Masjid Al Aqsa dan dihadiri lebih dari 90 ribu jamaah warga Palestina.

Arab Saudi pada hari Sabtu, 8 Mei 2021 mengecam rencana Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur, Pemukiman Sheikh Jarrah, yang menimbulkan peningkatan kekerasan di sana.

Baca Juga: Warga Palestina Terluka Pada Malam Lailatul Qadar di Masjid Al Aqsa oleh Polisi Israel

Polisi anti huru hara menembakkan peluru karet, gas air mata, dan granat kejut ke arah warga Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa.

Warga Palestina berkumpul untuk melaksanakan ibadah shalat di hari Jumat terakhir yang disebut bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, malam ke-27 di bulan Ramadhan.

Yang hadir beribadah di komplek Masjid Al Aqsa pada saat itu termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Perdana Menteri Selandia Baru Ucapkan Selamat Hari Ibu, Ini Sejarah Hari Ibu Sedunia

Israel memperkuat operasi keamanannya pada Sabtu setelah bentrokan pada Jumat malam, ketika lebih dari 200 warga Palestina terluka.

“Arab Saudi menolak rencana dan tindakan Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem dan memaksakan kedaulatan Israel atas mereka,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Kecaman terhadap Israel juga dilakukan Uni Emirat Arab, salah satu negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu.

“Mendesak pihak berwenang Israel untuk memikul tanggung jawab mereka yang sejalan dengan hukum internasional, untuk memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap hak warga sipil Palestina untuk menjalankan agama mereka, dan untuk mencegah praktik yang melanggar kesucian dari Masjid Suci Al-Aqsa,” ujar Khalifa Al-Marar, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, UEA.

Salah satu negara termaju dan terstabil di jazirah Arab, Oman, juga turut menolak tindakan Israel yang penggusuran warga Palestina dari tempat tinggalnya.

Kesultanan Oman menegaskan posisi mereka untuk mendukung hak yang sah untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, sesuai perjanjian tahun 1967.

Ketegangan memuncak saat polisi Israel memasang penghalang jalan di jalan raya utama menuju Yerusalem untuk menghentikan bus penuh orang Palestina yang hendak datang ke Masjid Al-Aqsa.

Warga Palestina meninggalkan bus mereka dan mulai berjalan sejauh 20 km yang tersisa ke Al-Aqsa. Beberapa penduduk setempat datang menjemput mereka yang berjalan kaki dengan mobil pribadi.

“Apa yang terjadi pada Jumat malam tidak bisa dimaafkan. Melanggar kesucian masjid selama 10 hari suci terakhir Ramadhan adalah tindakan ilegal dan jelas merupakan pelanggaran hak beribadah. Status quo-nya harus dilindungi,” ujar Wasfi Kailani, direktur eksekutif Dana Hashemite Arab Saudi untuk rekonstruksi Masjid al Aqsa ,kepada Arab News dan dikutip Portaljogja.com.

Pasukan Israel tidak hanya melanggar kedamaian jamaah tetapi juga menghancurkan properti masjid, termasuk klinik dan gerbangnya.

Serangan oleh pasukan Israel tersebut bertujuan untuk mengintimidasi warga Palestina terhadap ancaman ekstrimis Yahudi dalam skala besar pada Senin, 10 Mei 2021 dalam rangka memperingati Hari Yerusalem sebagai keberhasilan merebut Yerusalem tahun 1967 lampau.

“Namun, orang-orang Yerusalem telah menembus batas ketakutan dan tidak lagi takut pada tentara Israel atau penjara Israel,” ujar Hijazi Risheq, kepala Komite Pedagang Yerusalem yang mengetahui rencana penyerangan Israel terhadap warga Palestina tersebut sekaligus meminta negara Arab untuk membantu Palestina untuk mempertahankan Masjid Al Aqsa.

Bentrokan larut malam di Masjid Al Aqsa seiring dengan ketegangan di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

Orang-orang Israel mencoba menyerobot rumah dan tanah warga Palestina dan menyerahkannya kepada pemukim zionis ultra-ekstrim.

Tidak hanya negara-negara Arab, namun Amerika Serikat dan negara-negara Eropa juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam kekerasan di kota tersebut.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334 menganggap semua permukiman Israel yang dilakukan terhadap Palestina adalah ilegal.

Meski AS meminta semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat merusak pembicaraan status akhir antara Israel dan Palestina, termasuk permukiman.

***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah