Laporan Tim Peneliti Covid-19 WHO Sepulang dari Investigasi di China Menuai Kritik 14 Negara di Dunia

- 31 Maret 2021, 09:46 WIB
ilustrasi program vaksinasi Covid-19 oleh WHO/instagram WHO
ilustrasi program vaksinasi Covid-19 oleh WHO/instagram WHO /

Ketua Who, Tedros mengakui adanya sejumlah hambatan yang ditemui oleh para peneliti lapangan yang terjun langsung ke China untuk menginvestigasi kasus ini.

“Dalam diskusi saya dengan tim, mereka mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses data mentah,” ujar Tedros.

Anggota tim investigasi juga mengakui adanya pengaruh politik baik dari China maupun luar China untuk menekan mereka. Namun hasil investigasi kali ini murni terlepas dari tekanan tersebut.

Laporan tersebut tidak menarik kesimpulan secara pasti apa penyebab utama virus Covid-19. Namun memberikan peringkat terhadap apa penyebab yang paling memungkinkan sehingga pandemi global ini berlangsung.

Dikatakan dalam laporan bahwa hipotesis paling memungkinkan adalah virus tersebut berasal dari kelelawar. Ada dua skenario yaitu langsung dari kelelawar ke manusia, atau yang lebih memungkinkan adalah adanya heran perantara yang menyebabkan penularan antara kelelawar dan manusia.

Hewan yang diduga sebagai agen penularan adalah cerpelai, trenggiling, kelinci, dan musang.

Dua hipotesis yang mendapat tanda paling tidak mungkin, berasal dari tuduhan pemerintah Trump bahwa virus tersebut keluar dari laboratorium virologi Wuhan dan teori dari pemerintah China bahwa virus itu berasal dari makanan beku yang diimpor ke China.

Gedung Putih mendesak WHO untuk mengambil langkah tambahan untuk menentukan asal-usul Covid-19.

“Ada tahap kedua dalam proses ini yang kami yakini harus dipimpin oleh pakar internasional dan independen,” ujar Jen Psaki, sekretaris pers Gedung Putih.

"Kami melihat 76.000 kasus gejala pada bulan-bulan sebelum Desember 2019 untuk mencari kasus Covid-19 yang tidak ditemukan. Tetapi kami tidak menemukan apa pun,” ujar Peter Ben Embarek, ahli WHO yang memimpin misi ke Wuhan.

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah