Penyintas Holocaust Nazi Jerman Beri Dukungan untuk Muslim Uighur, Katanya: Kami Telah Mengalami Ini

- 25 Februari 2021, 12:05 WIB
ilustrasi tempat penahanan.
ilustrasi tempat penahanan. /Marcin Czerniawski/Unsplash/

“Secara moral kami tidak bisa untuk diam ketika kejahatan dilakukan terhadap orang lain, hanya karena siapa mereka,” ucap Jonathan Wittenberg, rabi senior dari Masorti Judaism, yang beberapa kerabatnya terbunuh di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz.

Pekan lalu, upaya untuk meminta pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan kembali kesepakatan perdagangan apapun dengan China kalah tipis di parlemen.

Menjelang debat parlemen, Jewish News menerbitkan halaman depan khusus yang menyatakan mengatakan tidak ada yang lebih mendesak daripada kekejaman hak asasi manusia yang saat ini terjadi terhadap Muslim Uighur di bawah hidung dunia".

Justin Cohen, editor berita surat kabar tersebut, mengatakan kepada Observer dan dikutip oleh Portaljogja.com, bahwa ada dua tujuan utama pendidikan Holocaust saat ini, yaitu mendorong kaum muda untuk berbicara menentang semua bentuk diskriminasi dan mengingatkan bahwa penganiayaan Nazi terhadap orang Yahudi tidak dimulai dengan kamar gas, tapi dimulai dari perlakuan rasis.

Baca Juga: Gunung Merapi Masih Terus Muntahkan Lava, Pagi Ini Tampak Asap Kawah Utama Warna putih

“Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang selamat dari Holocaust dan genosida lainnya dapat memainkan peran kunci dalam mendukung orang Uighur, dan mengapa anak dan cucu mereka merasakan dorongan yang kuat untuk melakukannya,” ucap Justin.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan penggantinya dalam pemerintahan Biden yang baru, Anthony Blinken, menyatakan bahwa China sedang melakukan genosida berkelanjutan terhadap orang-orang Uighur.

Warga Uighur dan Muslim lainnya dilaporkan menghadapi kelaparan, penyiksaan, pembunuhan, kekerasan seksual, kerja paksa dan ekstraksi organ paksa di tempat yang disebut China sebagai kamp "pendidikan ulang". Mantan tahanan mengklaim, para perempuan telah disterilkan secara paksa.

Di sisi lain, China bersikeras bahwa militan Uighur melakukan kampanye kekerasan untuk negara merdeka dengan merencanakan kerusuhan sipil dan sabotase.***

Halaman:

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah