Penyintas Holocaust Nazi Jerman Beri Dukungan untuk Muslim Uighur, Katanya: Kami Telah Mengalami Ini

- 25 Februari 2021, 12:05 WIB
ilustrasi tempat penahanan.
ilustrasi tempat penahanan. /Marcin Czerniawski/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Penyintas dari aksi pembunuhan massal oleh Nazi Jerman, Holocaust, mendesak pemerintah Inggris untuk mengambil tindakan tegas atas terjadinya dugaan genosida terhadap Muslim Uighur.

Para rabi Yahudi, pemimpin komunitas, dan penyintas Holocaust menggunakan Holocaust Memorial Day pada 27 Januari 2021 lalu untuk fokus pada penganiayaan terhadap Muslim Uighur.

Mereka, sebagai saksi dan penyintas dari kekejaman Nazi Jerman menyatakan bahwa orang Yahudi memiliki otoritas moral dan kewajiban moral untuk berbicara karena pernah mengalami hal serupa dalam kurun waktu 1933-1945.

Baca Juga: BMKG : Sejumlah Wilayah di Jabodetabek Hari Ini Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Marie van der Zyl, presiden Dewan Deputi Yahudi Inggris, mendesak Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengambil tindakan atas pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Partai Komunis China (PKC) di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang.

"Genosida terhadap Uighur sedang menjadi kemarahan paling serius di zaman kita,” tulis Marie kepada Boris Johnson.

René Cassin, sebuah organisasi hak asasi manusia Yahudi, menyoroti penahanan lebih dari satu juta orang Uighur dan orang-orang dari etnis minoritas lain di kamp-kamp di Xinjiang di barat laut China.

“Kami telah berada di sana, kami telah mengalami ini. Perbedaannya sekarang adalah masih ada waktu untuk bertindak. Orang Yahudi memiliki otoritas moral dan kewajiban moral untuk berbicara sekarang. Masyarakat sipil, bisnis, dan pembuat keputusan tidak boleh lagi diam seperti di tahun 1930-an,” ujar Mia Hasenson-Gross, direktur eksekutif René Cassin pada acara Peringatan Holocaust di Inggris.

Baca Juga: Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Terpilih Sabu Raijua NTT Ditunda

“Secara moral kami tidak bisa untuk diam ketika kejahatan dilakukan terhadap orang lain, hanya karena siapa mereka,” ucap Jonathan Wittenberg, rabi senior dari Masorti Judaism, yang beberapa kerabatnya terbunuh di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz.

Pekan lalu, upaya untuk meminta pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan kembali kesepakatan perdagangan apapun dengan China kalah tipis di parlemen.

Menjelang debat parlemen, Jewish News menerbitkan halaman depan khusus yang menyatakan mengatakan tidak ada yang lebih mendesak daripada kekejaman hak asasi manusia yang saat ini terjadi terhadap Muslim Uighur di bawah hidung dunia".

Justin Cohen, editor berita surat kabar tersebut, mengatakan kepada Observer dan dikutip oleh Portaljogja.com, bahwa ada dua tujuan utama pendidikan Holocaust saat ini, yaitu mendorong kaum muda untuk berbicara menentang semua bentuk diskriminasi dan mengingatkan bahwa penganiayaan Nazi terhadap orang Yahudi tidak dimulai dengan kamar gas, tapi dimulai dari perlakuan rasis.

Baca Juga: Gunung Merapi Masih Terus Muntahkan Lava, Pagi Ini Tampak Asap Kawah Utama Warna putih

“Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang selamat dari Holocaust dan genosida lainnya dapat memainkan peran kunci dalam mendukung orang Uighur, dan mengapa anak dan cucu mereka merasakan dorongan yang kuat untuk melakukannya,” ucap Justin.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dan penggantinya dalam pemerintahan Biden yang baru, Anthony Blinken, menyatakan bahwa China sedang melakukan genosida berkelanjutan terhadap orang-orang Uighur.

Warga Uighur dan Muslim lainnya dilaporkan menghadapi kelaparan, penyiksaan, pembunuhan, kekerasan seksual, kerja paksa dan ekstraksi organ paksa di tempat yang disebut China sebagai kamp "pendidikan ulang". Mantan tahanan mengklaim, para perempuan telah disterilkan secara paksa.

Di sisi lain, China bersikeras bahwa militan Uighur melakukan kampanye kekerasan untuk negara merdeka dengan merencanakan kerusuhan sipil dan sabotase.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah