Jepang Konfirmasi Kasus Cacar Monyet ke-2, Lakukan Kontak Dekat dengan Kasus Pertama

29 Juli 2022, 08:05 WIB
Ilustrasi cacar monyet. Negara Jepang mengonfirmasi kasus kedua cacar monyet pada seorang pria di Tokyo. /Pixabay/Mohamed Hassan/

PORTAL JOGJA – Pemerintah metropolitan Jepang Kamis 28 Juli 2022 mengonfirmasi kasus cacar monyet kedua. Kasus kedua ini terjadi di Tokyo dan menimpa seorang pria muda berusia lebih kurang 30 tahun.

Dilansir dari Kyodo News, pria yang terkonfirmasi cacar monyet itu tidak diungkapkan kebangsaannya, namun tinggal di Amerika Utara atau Tengah dan baru tiba di Jepang akhir Juli ini.

Pria tersebut memperlihatkan gejala seperti sakit kepala, nyeri otot dan ruam di mulut. Ia menjalani tes pada hari Rabu dan saat ini dirawat di rumah sakit dalam keadaan stabil.

Baca Juga: Jadwal Liga 1:  PSM Makassar vs Bali United dan RANS Nusantara FC vs PSS Sleman, Indosiar Jumat 29 Juli 2022

Pemerintah metropolitan meyakini, pria tersebut terinfeksi di luar negeri dan mulai merasa lelah pada 21 Juli 2022 sebelum memasuki Jepang. Pria tersebut diketahui melakukan kontak dekat dengan kasus pertama.

Kasus cacar monyet pertama di negara itu, dilaporkan Senin 25 Juli 2022 yang juga menimpa seorang pria berusia 30-an di Tokyo.

Pria tersebut menurut pemerintah metropolitan telah melakukan perjalanan ke negara Eropa dari akhir Juni hingga pertengahan Juli, dimana ia melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.

Meski dirawat di rumah sakit, menurut pemerintah metropolitan pria yang sempat mengalami demam, sakit kepala dan ruam sejak 15 Juli 2022 itu kini dalam kondisi stabil.

Pejabat pemerintah telah mengadakan pertemuan untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan untuk menanggapi kemungkinan wabah cacar monyet di negara tersebut.

Baca Juga: Ormas dan LSM Diharapkan Bisa Bendung Berita Hoax saat Pemilu Serentak 2024

Hal itu dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Sabtu pekan lalu menyatakan wabah penyakit menular itu sebagai darurat kesehatan global.

Infeksi telah dilaporkan sejak bulan Mei di luar Afrika Tengah dan Barat, di mana penyakit ini endemik.

Gejala penyakit, menyebar melalui kontak fisik yang dekat, termasuk demam, ruam yang luas, lesi kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening setelah masa inkubasi lima sampai 21 hari.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Kyodo News

Tags

Terkini

Terpopuler