Roket Rusia Hantam Stasiun Kereta Jalur Evakuasi, Slovakia Donasi Alat Pertahanan Udara ke Ukraina

9 April 2022, 04:55 WIB
Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas di Stasiun Kramatorsk, Ukraina timur akibat serangan roket Rusia.* /Twitter /@KSergatskova

PORTAL JOGJA - Dua roket Rusia menghantam sebuah stasiun kereta di Kramatorsk, Ukraina timur, hingga menimbulkan korban jiwa, kata pihak perusahaan stasiun kereta api Ukraina.

Akibatnya mengganggu proses evakuasi warga sipil melalui jalur kemanusian. Selain itu warga sipil juga berupaya menyelamatkan diri dari Mariupol, kota yang terkepung dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Stasiun kereta tersebut digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah-daerah gempuran pasukan Rusia.

"Dua roket menghantam stasiun kereta Kramatorsk. Ada korban jiwa," kata Ukrainian Railways lewat pernyataan, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.

Tiga kereta untuk mengevakuasi warga dihadang di wilayah yang sama di Ukraina pada Kamis (7/4) setelah serangan udara di jalur tersebut, menurut kepala Ukrainian Railways.

Baca Juga: PBB Tangguhkan Keanggotaan Rusia di Dewan HAM Terkait Kasus Pembantaian di Bucha Ukraina

Presiden AS Joe Biden menuduh Rusia terlibat dalam serangan roket di stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina timur, yang menewaskan sedikitnya 50 orang pada Jumat (8/4) pagi.
Ia mengatakan serangan itu merupakan kekejaman yang mengerikan.

"Serangan terhadap stasiun kereta Ukraina adalah satu lagi kekejaman mengerikan yang dilakukan oleh Rusia, menyerang warga sipil yang berusaha mengungsi dan mencapai tempat aman," kata Biden di Twitter.

Korban tewas akibat serangan rket Rusia di stasiun kereta juga bertambah baik korban jiwa maupun luka-luka

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius dan Pisces 9 April 2022: Jangan Abai Masalah Kesehatan

 

Pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia sudah berkumpul kembali untuk melanjutkan serangan dan Moskow berencana menguasai sebanyak mungkin Donbass, wilayah di bagian timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.

Ukraina mengatakan berencana membuat 10 koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil yang terjebak.

Rencana 10 koridor aman itu diumumkan Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk dan semuanya berada di Ukraina selatan dan timur.

Vereshchuk mengatakan 4.676 warga sipil berhasil dievakuasi dari sejumlah kota di Ukraina pada Kamis (7/4).

Baca Juga: Will Smith Dilarang Terlibat dalam Semua Kegiatan Selama 10 Tahun, Buntut Penamparan Terhadap Chris Rock

Berbagai upaya, untuk menyetujui perjalanan yang aman agar bus-bus mengangkut pasokan ke Mariupol dan membawa keluar warga sipil, namun gagal.

Wali Kota Vadym Boychenko menyebutkan jumlah keseluruhan korban tewas warga sipil di kota pelabuhan di Laut Azov mencapai sekitar 5.000 lebih pekan lalu.

Menurutnya, ratusan ribu orang masih terjebak tanpa aliran listrik dan pasokan yang mencukupi.

Sementara itu Slovakia mendonasikan sistem pertahanan udara S-300 miliknya ke Ukraina untuk membantu melakukan perlawanan terhadap Rusia, kata Perdana Menteri Eduard Heger pada Jumat.

Ukraina meminta peralatan pertahanan udara ke negara-negara Barat untuk membantu menangkal serangan intens militer Rusia yang kini memasuki bulan kedua.

Baca Juga: Kode Redeem Genshin Impact Sabtu 9 April 2022, Dapatkan Primogems Gratis dari Mihoyo

"Saya bisa pastikan bahwa Slovakia mendonasikan sistem pertahanan udara S-300 ke Ukraina berdasarkan atas permintaan mereka untuk membantu mempertahankan diri karena agresi bersenjata dari Federasi Rusia," kata Heger lewat pernyataan.

Heger, yang mengunjungi Kiev pada Jumat, juga mengatakan bahwa sistem pertahanan Slovakia sendiri aman.

Anggota NATO Slovakia telah mengoperasikan satu baterai sistem pertahanan udara S-300, yang menjadi warisan pasca pisahnya Cekoslovakia pada 1993. ***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler