Lima Negara di Asia Tengah Ikut Terpengaruh Ekonomi Rusia, Mana Saja?

30 Maret 2022, 08:26 WIB
Peta wilayah Asia Tengah bekas Uni Soviet. Pasca Invasi Rusia ke Ukraina, Asia Tengah Longgarkan Hubungan dengan Rusia /faktadaerah.com

PORTAL JOGJA - Perkembangan ekonomi Rusia memiliki pengaruh besar terhadap negara-negara yang terletak di Asia Tengah. Hal ini terlihat jumlah tenaga asal negara bagian Rusia seperti Kirgistan dan Tajikistan.

Kedua negara tersebut sebagian besar bekerja di wilayah Rusia mencapai 2,5 juta tenaga asing menurut data dari tahun 2021. Menariknya sebagian besar menyediakan tenaga kerja manual dan pengiriman uang.

Kondisi seperti penting bagi ekonomi Kirgistan, Tajikistan dan, pada tingkat lebih rendah, Uzbekistan. Namun, sekarang Rusia sedang menghadapi sanksi Barat akibat invasi ke Ukraina

Dilansir portaljogja.com dari laman Al Jazeera.com walaupun sanksi Barat ditujukan terhadap Rusia yang bertujuan untuk membuat ekonomi Rusia bertekuk lutut, tetapi efeknya akan segera dirasakan juga di Asia Tengah.

Baca Juga: Militer Rusia Bergeser Fokus Saat Invasi Ukraina Prioritas Bebaskan Donbas

Disisi lain ekonomi Kirgistan dan Tajikistan adalah dua negara yang paling bergantung pada migran di dunia, dengan pengiriman uang berkontribusi masing-masing sebesar 31,3 dan 26,7 persen terhadap PDB negara tersebut.

Menurut Bank Dunia, pengiriman uang Kirgistan akan turun sebesar 33 persen dan Tajikistan sebesar 22 persen karena ekonomi Rusia menurun di tengah sanksi.

Pengiriman uang Uzbekistan sekitar 11 persen dari PDB, akan turun sebesar 21 persen. Pada saat ini prospek krisis ekonomi yang parah di dalam negeri, negara-negara Asia Tengah tidak memiliki banyak pilihan.

Meski demikian, entah mengapa semuanya terdiam dan Tidak ada yang secara terbuka mengkritik tindakan Rusia, seolah-olah takut akan akibatnya.

Baca Juga: SPS Awards 2022, Pikiran-Rakyat.com Raih Gold Winner IPMA General News Online Terbaik Digelar di Yogyakarta

Salah satunya Kazakhstan, negara terkaya di kawasan itu, diguncang oleh kerusuhan sosial paling dramatis sejak kemerdekaannya pada awal tahun ini.

Kemudian Presiden Kassym-Jomart Tokayev memanggil pasukan Rusia untuk membantu menstabilkan situasi – yang berarti dia sekarang mungkin merasa berhutang budi.

Pengamat mengatakan langkah itu menandai era baru dalam kebijakan luar negeri Kazakhstan, salah satu ketergantungan yang lebih besar pada Rusia.

“Ketika datang ke Kazakhstan, ada panggilan biasa untuk diplomasi. Kazakhstan abstain dari pemungutan suara di PBB tentang masalah Ukraina tetapi kami belum melihat dukungan terbuka untuk posisi Rusia,” kata profesor Edward Lemon di Texas, A&M University, yang penelitiannya berfokus pada dimensi otoriterisme transnasional.

Baca Juga: Weton Rabu Kliwon 30 Maret 2022, Watak Cocok Jadi Orator, Rezeki Tak Lancar dan Sering Sial

Menurut profesor Edward Lemon di Texas banyak tekanan yang dialami Kazakhstan, bahkan negara ini sudah tidak lagi ekspor minyaknya melalui konsorsium pipa Kaspia, yang merupakan bagian dari rencana awal Rusia untuk memutus pasokan minyak ke Barat

“Ke depan kita dapat melihat lebih banyak tekanan bersama pada Kazakhstan untuk mengambil sikap yang lebih kuat. Baru kemarin, tersiar kabar bahwa Kazakhstan tidak bisa lagi mengekspor minyaknya melalui konsorsium pipa Kaspia, yang merupakan bagian dari rencana awal Rusia untuk memutus pasokan minyak ke Barat.”kata profesor Edward Lemon di Texas.

Walaupun kondisi seperti itu, Kazakhstan tetap izinkan demonstrasi anti perang yang jumlahnya 3.000
Dalam jangka panjang, Lemon mengatakan tindakan Moskow mungkin mendorong Uzbekistan dan Kazakhstan menjauh dari orbit Rusia menuju pemain regional lainnya.

Baca Juga: Jadwal Liga 1: Arema FC vs PSM Makassar dan Persebaya vs Borneo FC, Indosiar Rabu 30 Maret 2022

Menurut Menteri luar negeri Kirgistan tetap mengedepankan solusi damai dan mematuhi peraturan norma PBB.

“Menteri luar negeri Kirgistan menyatakan dalam pertemuan Organisasi Negara-negara Islam bahwa Kirgistan berdiri untuk solusi damai untuk semua masalah dan bahwa ia dengan tegas mematuhi semua norma PBB dan prinsip integritas teritorial, khususnya,” Emil Dzhuraev, seorang Kirgistan ilmuwan politik.

Emil Dzhuraev, seorang Kirgistan ilmuwan politik menyebut ada rasa kekhawatiran muncul akibat kritik terbuka terhadap Rusia baik keamanan maupun politik.

Kemudian perkembangan ekonomi Rusia yang melemah terasa sam[ai di Kirgistan, salah satunya peningkatan inflasi dan kekurangan produk beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Nirina Zubir Sampaikan Kabar Sedih, Tak Boleh Bersepeda dan Aktivitas Lain Selama Sebulan

“Di Kirgistan, ada kekhawatiran serius tentang kemungkinan konsekuensi dari kritik terbuka terhadap Rusia, baik dalam hal keamanan dan politik. Namun, terlepas dari ada atau tidaknya kritik tersebut, dampak pelemahan ekonomi di Rusia sudah terasa di sini. Ada peningkatan inflasi dan kami mungkin memperkirakan kekurangan produk dasar dalam beberapa bulan mendatang.”kata Emil Dzhuraev

Keadaan yang demikian tampaknya Tajikistan dan Turkmenistan telah memilih netralitas belum membuat pernyataan resmi tentang perang di Ukraina.***

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler