Majelis Umum PBB Meminta Rusia Akhiri Perang dengan Ukraina, Ini Alasannya

27 Maret 2022, 05:19 WIB
Ilustrasi logo PBB /Chickenonline/pixabay.com

PORTAL JOGJA - Perang Rusia-Ukraina masih berlangsung hingga hari ini setidaknya satu bulan sudah perang telah berjalan. Kondisi ini membuat Majelis Umum PBB menuntut akses bantuan dan perlindungan sipil di Ukraina.

Kemudian PBB juga mengkritik Rusia yang terus menciptakan situasi kemanusiaan tidak manusiawi. Dampaknya ribuan jiwa tewas dan kelaparan tanpa bantuan semustinya.

Dilansir portaljogja.com dari laman Al Jazeera.com hampir tiga perempat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memilih untuk menuntut akses bantuan dan perlindungan sipil di Ukraina

Kemudian hal ini sudah kedua kalinya Majelis Umum PBB yang beranggotakan 133 orang tersebut menuntut Rusia telah lakukan operasi militer khusus dan menghancurkan infratruktur militer Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kecam Presiden Vladimir Putin Diruduh Penjahat Perang, Itu Tidak Termaafkan

Persidangan Majelis Umum PBB pada Kamis melakukan pemungutan suara, yang dirancang oleh Ukraina dan sekutunya, menerima 140 suara mendukung penghentian perang.

Dari 140 suara yang terkumpul ada lima suara menentang—Rusia, Suriah, Korea Utara, Eritrea dan Belarusia—sementara 38 negara, termasuk China, abstain.

Ukraina dan sekutunya telah mencari untuk mencocokkan atau meningkatkan dukungan yang diterima untuk resolusi Majelis Umum 2 Maret yang menyesalkan "agresi" Rusia.

Kemudian juga menuntutnya menarik pasukannya. Itu menerima 141 suara "ya" , lima suara "tidak" yang sama, sementara 35 negara bagian - termasuk China - abstain.

Baca Juga: Ramalan Shio Kelinci, Kuda, Monyet dan Ayam 27 Maret 2022: Bersikap Terbuka Berbagi Keuangan Sama Mitra Bisnis

Menurut Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menjelaskan pemungutan suara pada hari Kamis sebagai "keberhasilan yang luar biasa", mengatakan kepada wartawan: "Benar-benar tidak ada perbedaan antara 141 dan 140."

Afrika Selatan mengusulkan rancangan resolusi saingan yang berfokus pada situasi kemanusiaan dan tidak menyebut Rusia.

Rusia mengimbau negara-negara untuk mendukung teks itu, dengan alasan bahwa resolusi yang dirancang oleh Ukraina dan sekutunya telah “dipolitisasi”.

Majelis Umum memutuskan untuk tidak bertindak atas rancangan Afrika Selatan setelah Ukraina mengadakan pemungutan suara di bawah peraturan yang berkaitan dengan rancangan resolusi di hadapan badan tersebut tentang masalah yang sama.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Resmikan Sanggar Kagama Bali, Harapan Dia Alumni UGM Semakin Migunani

Resolusi yang diadopsi pada hari Kamis menuntut perlindungan warga sipil, tenaga medis, pekerja bantuan, jurnalis, rumah sakit dan infrastruktur sipil lainnya.

Majelis Umum PBB juga menuntut diakhirinya pengepungan kota-kota, khususnya Mariupol.

Kondisi tersebut membuat Ukraina dan sekutu Barat menuduh Moskow menyerang warga sipil tanpa pandang bulu.

Namun, Moskow tidak mengakui kalau mereka melakukan serangan dan membantah menyerang warga sipil. Padahal kenyataannya di lapangan banyak warga sipil yang tewas akibat insiden tersebut.

Baca Juga: Yenny Wahid : Pemerintah Harus Alihkan Subsidi Industri Biodiesel ke Sektor Pangan, Tapi Jangan Lewat Parpol

Melihat kondisi itu Majelis Umum PBB terus menuntut supaya Rusia berhenti berperang dan tidak lagi melakukan serangan bom ke wilayah Ukraina kemudian menarik pasukannya dari Ukraina.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler