Ribuan Anak di Gaza Alami Trauma Usai Serangan 11 Hari Israel, Butuh Waktu Bertahun-tahun Untuk Sembuh

30 Mei 2021, 21:37 WIB
Para ibu mengaku serangan Israel membangkitkan trauma psikis mereka atas serangan Israel tahun 2014 silam. /- Foto : Instagram @hala_shehada93/

PORTAL JOGJA – Serangan brutal yang dilakukan Israel selama 11 hari beberapa waktu lalu membawa dampak trauma psikis pada ribuan anak-anak di Gaza.

Para orangtua dan pekerja kesehatan mental menyatakan kekhawatiran mereka akan dampak psikologis atas kekerasan yang dialami anak-anak yang bisa bertahan lama hingga bertahun-tahun.

Dilansir dari Al Jazeera, kaum muda termasuk di antara kelompok yang paling terkena dampak selama 11 hari serangan Israel di daerah kantong yang terkepung tersebut.

Serangan udara dan artileri Israel menewaskan 253 warga Palestina, termasuk diantaranya 66 anak-anak, dan menyebabkan lebih dari 1.900 orang terluka.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Menikah Ketiga Kalinya Setelah Bertunangan Sejak Desember 2019

Tak hanya anak-anak Palestina, dari 12 orang yang tewas di Israel oleh roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari Gaza, 2 diantaranya juga masih anak-anak.

Meskipun gencatan senjata telah disepakati antara Israel dan Hamas pada 21 Mei 2021, banyak keluarga yang masih trauma dengan pemboman Israel di Gaza pada tahun 2014. Serangan itu menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak.

Ketika Gaza mencoba untuk pulih dari serangan yang berlangsung selama 11 hari Israel, para ibu menyadari bahwa serangan Israel beberapa minggu lalu telah menghidupkan kembali kenangan mereka akan serangan Israel pada tahun 2014 yang seolah baru terjadi ‘kemarin’.

Baca Juga: Di Amerika Serikat, Aparat Anti-Vaksin Covid-19 Meninggal Dunia Akibat Komplikasi Covid-19

"Serangan terbaru di Gaza membawa saya kembali ke kenangan paling kelam dari enam tahun lalu ketika suami saya terbunuh," kata Shehada, seorang perempuan Palestina seperti ditulis Al Jazeera.

“Tapi kali ini lebih buruk. Putri saya yang berusia enam tahun Toleen, yang lahir lima bulan setelah ayahnya terbunuh, merasa ngeri selama serangan itu," ungkapnya.

Menurut Shehada, sangat sulit menjadi ibu di Gaza. “Saya sendiri ketakutan, kondisi mental putri saya sangat memburuk selama penyerangan. Dia menangis histeris saat mendengar bom, ”kata Shehada. Bahkan ketika gencatan senjata telah disepakati, Toleen menurut Shehada masih terus bermimpi buruk.

Baca Juga: Lockdown Baru Saja Usai, Erdogan Resmikan Masjid Megah di Taksim Square Istanbul Yang Dihadiri Ribuan Orang

Serangan Israel juga mengakibatkan 1..800 unit rumah di Gaza hancur dan 14.300 lainnya mengalami rusak berat. Selain itu puluhan ribu warga Palestina terpaksa berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler