Warga Jepang Protes Rencana Pemerintah Buang Air Lilmbah Radioaktif Nuklir Fukushima ke Laut

15 April 2021, 05:00 WIB
Kondisi reaktor nuklir Fukushima setelah tsunami melanda pesisir Jepang 2011. Dari tangkapan layar Youtube TODAY. /Youtube.com/ TODAY

PORTAL JOGJA - Warga Jepang menggelar aksi protes di dekat kantor Perdana Menteri untuk memprotes keputusan pemerintah yang akan membuang air limbah terkontaminasi radioaktif di Prefektur Fukushima ke laut Samudera Pasifik.

Aksi yang dilakukan di dekat kantor Perdana Menteri Jepang itu, orang-orang yang memprotes meneriakkan slogan menentang keputusan pemerintah untukmelepaskan sejumlah besar air limbah radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima yang rusak ke laut.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad, Sehat Ala Nabi, dan Jejak Anak Negeri, Jadwal Acara Trans7 Kamis 15 April 2021

Baca Juga: Dr. Zaidul Akbar Ingatkan Bulan Puasa Ramadhan Bukan Bulan Sibuk Buka Puasa Bersama!

Kekhawatiran tidak hanya muncul di kalangan negara-negara tetangga Jepang, menyusul keputusan pemerintah Jepang untuk membuang air limbah radioaktif yang terkontaminasi dari instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik.

 

Sebelumnya Jepang mengumumkan telah menyetujui rencana untuk membuang lebih dari 1 juta ton limbah radioaktif dari pembangkit nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami 2011 ke lautan.

Pembuangan dilakukan karena tangki-tangki untuk menyimpan air limbah itu diperkirakan akan penuh pada pertengahan tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Detektif Kocak Stephen Chow Beraksi dalam Fight Back To School 3, di Bioskop TransTV Kamis 15 April 2021

Baca Juga: Persija Jakarta, PSM Makassar Masuk Semifinal Piala Menpora Leg 1 di Jadwal Acara Indosiar, Kamis 15 April

Banyak pemilik bisnis di sepanjang garis pantai Prefektur Fukushima mengaku sangat prihatin bahwa lingkungan hidup dan usaha mereka akan terimbas oleh keputusan itu.

Yukiko Mame, seorang pemilik toko pangan laut, contohnya, mengatakan, keputusan itu akan membuat bisnisnya memburuk.

“Kami menjual produk lokal khusus Fukushima di sini, dan turis selalu bertanya apakah produk tersebut aman untuk dimakan. Selain peduli dengan air limbah radioaktif, banyak wisatawan juga bertanya tentang situasi radiasi nuklir setempat. Mereka juga prihatin pembuangan air limbah radioaktif. Kami pikir situasi terkait kecelakaan nuklir Fukushima akan berubah dan diperbaiki setelah lebih dari 10 tahun, tetapi status quo masih berada di jalan buntu, " kata Mame dikutip VoAIndonesia.

Baca Juga: Baim Wong Bagi-bagi Hadiah di Jadwal Acara RCTI Hari Ini Kamis 15 April 2021, Ada Ikatan Cinta

Tak hanya warga Jepangm Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyatakan protes. Ia memerintahkan para pejabatnya untuk menjajaki permohonan ke pengadilan internasional terkait keputusan Jepang untuk membuang limbah radioaktif Fukushima ke lautan

Sebab tindakan itu banyak warga Korsel baik kelompok lingkungan dan para nelayan yang menyatakan protes kpada pemerinth Korsel.

Diketahui pasca gempa bumi berkekuatan 9,0 Skala Richter dan tsunami yang melanda pantai timur laut Jepang pada 11 Maret 2011, tiga reaktor di PLTN Fukushima Daiichi mengalami pelelehan inti nuklir.

Baca Juga: Kapal China Tangkap Ikan di Laut China Selatan (LCS), Filipina ajukan Protes Diplomatik Baru

Akibatnya, instalasi itu menghasilkan sejumlah besar air yang tercemar radiasi karena membutuhkan air untuk mendinginkan reaktor-reaktor itu.

Pariwisata di prefektur tersebut telah terkena dampak serius sejak bencana tahun 2011. Pemerintah Prefektur Fukushima telah merumuskan serangkaian rencana untuk menyuntikkan kembali vitalitas ke dalam industri pariwisata lokal, namun tidak ada satu pun rencana yang berhasil.

Baca Juga: Jadwal Imsak, Waktu Sholat dan Berbuka Puasa Besok, 3 Ramadhan1442 H, Kamis, 15 April 2021

Sementara itu, menyusul protes yang bermunculan di dalam dan luar negeri, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengatakan ia mendengar bahwa air radioaktif di pembangkit nuklir Fukushima Daiichi telah diolah sedemikian rupa dan bahkan "boleh diminum."

Pernyataannya muncul setelah pemerintah Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mulai melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit nuklir yang rusak itu ke Samudra Pasifik dalam dua tahun.***

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: VOA Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler