Jepang akan Buang Air Radioaktif Fukushima ke Laut, China : Sangat Tidak Bertanggung Jawab

13 April 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi nuklir.* /pixabay

PORTAL JOGJA - Jepang berencana akan membuang lebih dari satu juta ton air radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima yang hancur akibat gempa ke Samudra Pasifik.

Seperti dilansir dari Sky News, langkah itu ditentang keras oleh negara tetangga Jepang, dimana kementerian luar negeri China menyebut rencana itu "sangat tidak bertanggung jawab."

Dalam pernyataan di situsnya, kementerian luar negeri China menambahkan bahwa langkah itu akan "sangat merusak kesehatan dan keselamatan dunia internasional, dan kepentingan vital orang-orang di negara-negara tetangga".

Baca Juga: Bintang Film 'Home Alone' Macaulay Culkin Rayakan Kelahiran Anak Pertama

China juga mengatakan Jepang harus menahan diri untuk melakukan pembuangan sampai berkonsultasi dan mencapai kesepakatan dengan semua negara pemangku kepentingan dan Badan Energi Atom Internasional.

Juru bicara kementrian luar negeri China itu menambahkan, bahwa China berhak untuk menanggapi lebih lanjut pembuangan air yang terkontaminasi tersebut.

Sementara itu Korea Selatan menyatakan "keprihatinan serius bahwa keputusan tersebut dapat membawa dampak langsung dan tidak langsung pada keselamatan orang-orang kami dan lingkungan sekitarnya."

Korea Selatan telah memanggil Duta Besar Jepang Koichi Aiboshi atas keputusan Tokyo, seperti dilaporkan penyiar YTN.

Hal senada juga diungkapkan Taiwan yang menyatakan keprihatinannya.

Serikat nelayan di Fukushima telah mendesak pemerintah selama bertahun-tahun untuk tidak membuang air, dengan alasan itu akan berdampak "bencana besar" pada industri.

Amerika Serikat mencatat bahwa Jepang telah bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional dalam penanganannya

Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Jepang telah mempertimbangkan opsi dan efeknya, telah transparan tentang keputusannya, dan tampaknya telah mengadopsi pendekatan sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global."

Pembuangan air pertama akan berlangsung dalam waktu sekitar dua tahun, memberikan waktu kepada operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Co (TEPCO) untuk mulai menyaring air guna menghilangkan isotop berbahaya, membangun infrastruktur, dan memperoleh persetujuan peraturan.

Setelah dimulai, prosesnya akan memakan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya.

Jepang berargumen bahwa pembuangan air diperlukan untuk melanjutkan penghentian kompleks pabrik Fukushima setelah lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami 2011.

Hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi, atau setara dengan jumlah air untuk mengisi sekitar 500 kolam renang ukuran olimpiade, disimpan di dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi dengan biaya tahunan sekitar 100 miliar yen (£ 663 juta) dimana ruang penyimpanan hampir habis.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, "Melepaskan ... air olahan adalah tugas yang tidak dapat dihindari untuk menonaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi dan merekonstruksi daerah Fukushima."

Proses penyaringan hanya akan menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.

Baca Juga: Mengatasi Bau Mulut Menurut dr. Zaidul Akbar : Benerin Dulu Perutnya

TEPCO kemudian akan mengencerkan air sampai tingkat tritium turun di bawah batas regulasi, sebelum memompanya ke laut.

Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia.

Pembangkit nuklir lain di seluruh dunia secara rutin memompa air dengan kadar isotop rendah ke laut.

Keputusan itu diambil sekitar tiga bulan sebelum Olimpiade Tokyo yang ditunda, dengan beberapa acara akan diadakan sedekat 60 km (35 mil) ke pabrik yang rusak.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler