PM Italia Kecewa Pasokan Vaksin Covid-19 dari Pfizer Tertunda, Mau Ambil Langkah Hukum

25 Januari 2021, 07:47 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19*/ /Pixabay.com/

PORTAL JOGJA - Hampir semua negara di dunia pada awal 2021 ini sudah melakukan vaksinasi kepada warga.

Semua negara telah mememasan vaksin covid-19 dari berbagai perusahaan farmasi untuk melakukan vaksinasi.

Namun ada negara yang mengalami penundaan pengiriman vaksin meski sudah memesan dari perusahaan-perusahaan farmasi global tersebut.

Baca Juga: Update Awal Pekan, Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Senin 25 Januari 2021

Baca Juga: Kemensos Salurkan 3 Bansos, Ini Caranya Pakai Kartu KIS

Italia akan menempuh jalur hukum terhadap Pfizer Inc dan AstraZeneca terkait penundaan pengiriman vaksin covid-19, dalam upaya untuk mengamankan jumlah pasokan yang telah disepakati

"Kami tengah berupaya agar rencana program vaksin kami tidak berubah," kata Di Maio dalam siaran televisi negara RAI," kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio, dikutip dari ANTARA, Minggu 24 Januari 2021.

Pada hari Sabtu sebelumnya Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan bahwa keterlambatan pasokan vaksin "tidak dapat diterima".

Baca Juga: Bejat ! Seorang Pensiunan ASN Diduga Cabuli 6 Anak Di Bawah Umur

Baca Juga: 11 Cara Pejuang LDR agar Hubungannya Tetap Harmonis

Hal itu juga merupakan pelanggaran serius terhadap kewajiban yang tertera dalam kontrak. Italia akan menggunakan semua alat hukum yang tersedia.

Ia memperingatkan bahwa berkurangnya jatah vaksin berpotensi melanggar kontrak pembelian vaksin.

Italia harus kembali memikirkan seluruh program vaksinasi apabila masalah dalam pasokan terus berlanjut, kata seorang pejabat kesehatan senior.

Ketika ditanya apakah menurutnya perusahaan farmasi itu telah dipaksa untuk mengumumkan pengurangan, Di Maio meyakini bahwa mereka telah menyetujui jumlah yang berada di luar kemampuan.

Baca Juga: 11 Cara Pejuang LDR agar Hubungannya Tetap Harmonis

"Kami mengaktifkan semua saluran sehingga Komisi Uni Eropa melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mendorong mereka menghormati kontrak," katanya.

Pekan lalu Pfizer mengatakan akan memperlambat pasokan untuk sementara bagi Eropa guna membuat perubahan pada proses manufaktur yang akan mendorong produksi.

Pada Jumat, seorang pejabat tinggi mengatakan bahwa AstraZeneca telah menginformasikan Uni Eropa terkait pemotongan pasokan vaksin covid-19 hingga 60 persen ke blok itu akibat permasalahan produksi.

Baca Juga: Giliran Bumi Papua Digoyang Gempa 5,1 SR Pagi Ini

Pemangkasan suplai yang diumumkan kedua perusahaan akan mengakibatkan kemunduran sekitar empat minggu bagi penduduk usia 80 tahun ke atas, dan enam hingga delapan pekan bagi seluruh populasi, kata Wakil Menteri Kesehatan Pierpaolo Sileri pada Minggu.

"Keterlambatan ini berdampak pada seluruh Eropa dan sebagian dunia namun saya yakin kemunduran itu dapat diperbaiki lebih lanjut," katanya dalam siaran saluran televisi Italia.

Pejabat tersebut menerangkan bahwa pemerintah harus memangkas kuota vaksinasi hariannya sampai lebih dari dua pertiga dari jumlah yang telah direncanakan.

Baca Juga: Efektif Lawan Covid-19, Ini Dampak dari Vaksin Corona

Pfizer Inc, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, minggu lalu mengatakan pengiriman vaksin ke beberapa negara Eropa akan terhambat karena ada perubahan lokasi produksi vaksin. Namun, pemindahan itu diyakini akan mempercepat distribusi vaksin covid-19 ke depannya.

Seorang pejabat senior Pemerintah Italia pada Jumat (22/1) menyampaikan bahwa AstraZeneca Plc telah memberi informasi ke Uni Eropa (EU) soal akan ada pengurangan jatah vaksin ke EU sampa 60 persen karena ada masalah produksi.

"Ini tidak dapat diterima," kata Conte sebagaimana dikutip dari unggahannya di media sosial Facebook. "Rencana vaksinasi kami ... telah disesuaikan dengan kontrak pembelian yang disepakati oleh perusahaan-perusahaan farmasi dan Komisi Eropa," kata Conte.

Baca Juga: Berikut 7 Tandanya Anda Harus Mengganti Masker yang Digunakan

Italia saat ini menggunakan vaksin buatan Pfizer dan Moderna, sementara AstraZeneca masih menunggu izin pakai darurat di seluruh EU.

Pemerintah Italia mengungkapkan jatah vaksin yang dikirimkan Pfizer berkurang sampai 29 persen dari kuota yang telah disepakati pada minggu ini. Jatah pengiriman vaksin juga akan berkurang 20 persen minggu depan.

Kepala dewan kesehatan di Italia, Franco Locatelli, saat acara jumpa pers mengatakan pengiriman vaksin diharapkan kembali normal pada 1 Februari 2021.

Namun, kuota harian vaksinasi di Italia telah menurun dari 90.000 dosis per hari pada dua minggu lalu jadi 20.000-25.000 per hari pada beberapa hari terakhir, kata Locatelli.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di DIY Hari Ini, Senin 25 Januari 2021

Conte mengatakan keterlambatan pengiriman vaksin oleh Pfizer lebih mengkhawatirkan. Jika pengurangan sebanyak 60 persen terjadi, Italia hanya akan menerima 3,4 juta dosis vaksin Pfizer. Padahal, Italia seharusnya menerima delapan juta dosis vaksin pada kuartal pertama 2021.

PM Conte menambahkan kepala perwakilan AstraZeneca di Italia telah mengonfirmasi kabar pengurangan itu saat perwakilan perusahaan bertemu dengan Menteri Kesehatan Italia Roberto Sperana dan Komisioner Satuan Tugas Khusus covid-19 Domenico Arcuri, Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang PPKM, Seluruh Kabupaten dan kota di DIY Masuk Dalam Daftar

Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) akan mengeluarkan izin darurat untuk vaksin covid-19 Pfizer pada 29 Januari dan Italia akan menyusun ulang rencana vaksinasinya setelah pengumuman tersebut.

Sejauh ini, sudah 1,31 juta dosis vaksin diberikan pada warga di Italia, sejalan dengan pengiriman vaksin tahap pertama yang prosesnya mencapai 70 persen.

Italia pun menempati urutan kedua di Eropa, setelah Jerman, dalam jumlah vaksin terbanyak yang telah diterima.

Baca Juga: Tips dan Trik Mencangkok Pohon Rambutan yang Mudah dan Benar

Kurang lebih 40.300 orang di Italia telah menyelesaikan tahapan vaksinasi dosis pertama dan kedua.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler