Konser YRO di Jakarta Gugah Semangat Persatuan dan Inspirasi Cinta Tanah Air

- 2 Maret 2024, 23:57 WIB
Yogyakarta Royal Orchestra (YRO)  di bawah naungan Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta tersebut baru saja mengakhiri kebersamaan selama 1,5 jam dalam Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN).
Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) di bawah naungan Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta tersebut baru saja mengakhiri kebersamaan selama 1,5 jam dalam Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN). /Humas DIY/

PORTAL JOGJA - Sambutaj meriah diberikan hadirin yang memenuhi Concert Hall Aula Simfonia Jakarta, Jumat malam (01/03) setelah Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) mengakhiri repertoar ”Sepasang Mata Bola” sebagai penutup konser. Kelompok orkestra di bawah naungan Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta tersebut baru saja mengakhiri kebersamaan selama 1,5 jam dalam Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN).

Konser yang diadakan selama dua hari ini digelar untuk merayakan Hari Penegakan Kedaulatan Negara secara lebih luas. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan peringatan HPKN 2024 agar menjadi suluh penerang dan inspirasi dalam mencintai tanah air Indonesia. 

"Pagelaran musik YRO akan mengajak kita untuk merenungi makna kedaulatan dan perjuangan bangsa, melalui alunan musik yang menyentuh jiwa. Dengan keindahan simfoninya, seni musik dapat berfungsi sebagai perekat atau pemersatu bangsa," ujar Sri Sultan.

Baca Juga: PSS Tetap Waspada, Walau Sejumlah Pemain Penting Persebaya Absen Tanding

Sri Sultan mencontohkan ketika ”Symphony No.9” karya Ludwig van Beethoven dibawakan di depan ribuan orang pada peringatan 10 tahun runtuhnya Tembok Berlin, Jerman. Momen ini telah membuka jalan bagi reunifikasi Jerman.Pesan dari karya monumental itu telah menjangkau melampaui Jerman.

"Saya berharap setiap lagu yang kita nikmati dapat menggugah kita untuk membangkitkan semangat persatuan. Serta memicu kita untuk memahami makna HPKN sebagai motivasi untuk terus mengembangkan dan memajukan negara kita Indonesia tercinta,” tutur Raja Keraton Yogyakarta.

Konser ini melibatkan puluhan musisi orkestra dan solois. Selain itu, solois vokal Daniel Christianto dan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia Paragita juga mewarnai repertoar dalam konser ini. Mereka membawakan lagu-lagu bernapaskan perjuangan seperti Himne Serangan Umum 1 Maret 1949, Tekad, Sepasang Mata Bola, hingga Indonesia Pusaka.

Ada juga lagu-lagu tradisional daerah yang disajikan seperti Lir-Ilir, Jenang Gula, Lelo Ledung, hingga Padhang Bulan. Perpaduan musik yang indah mengalun dan paduan suara yang memukau membuat konser terasa megah dan memukau para penonton.

"Konser YRO untuk pertama kalinya di Jakarta ini dalam rangka memperingati HPKN. Jadi repertoar yang dihadirkan tematik, kali ini berupa lagu perjuangan dan lagu daerah. Yang jelas ini merupakan sajian orkestra lengkap plus dengan paduan suara," imbuh Konduktor RW Widyogunomardowo.

Salah satu yang menyita perhatian adalah ketika lagu Indonesia Pusaka dimainkan dan menampilkan solo cello Raden Dwityatama Darmasakti. Suasana hening, penonton terlihat fokus menikmati gesekan cello dan jerit suara yang dihasilkan. Indonesia Pusaka pun hadir dalam format yang berbeda dan lebih kaya makna dalam konser ini.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x