PORTAL JOGJA - Krisis politik dari konflik Rusia dengan Ukraina belum usai meskipun invasi yang berlangsung selama lebih dari 2 pekan sejak 24 Februari 2022.
Masyarakat internasional mengecam keras invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Sejumlah negara Uni Eropa hingga Amerika Serikat dan Kanada serta sekutunya telah mengeluarkan pemberian sanksi ekonomi.
Beberapa perusahaan global terutama dari Amerika Serikat (AS), Coca-Cola juga kemudian mengumumkan akan menangguhkan bisnisnya di Rusia.
“Perusahaan Coca-Cola hari ini mengumumkan bahwa mereka menangguhkan bisnisnya di Rusia. Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini,” tulis pihak Coca-Cola di laman web resmi.
Baca Juga: Tak Gentar Sanksi Ekonomi, Presiden Amerika Serikat Joe Biden Umumkan Larang Impor Minyak dari Rusia
Pihak perusahaan juga mengatakan bahwa akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan keadaan untuk bisa beroperasi lagi.
Perusahaan raksasa Starbucks, McDonald’s, dan Coca-Cola telah menghentikan sementara operasi di Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.
Ketiga perusahaan tersebut utama semuanya mengumumkan langkahnya pada 8 Maret 2022 malam hari, waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke situs webnya, Starbucks mengumumkan "menangguhkan semua aktivitas bisnis di Rusia".
Kepala eksekutif Starbucks, Kevin Johnson mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web bahwa perusahaan mengutuk ‘serangan mengerikan’ di Ukraina oleh Rusia.
Baca Juga: Hilman ‘Lupus’ Hariwijaya Meninggal, Sarah Sechan dan Cut Mini Kenang Sinetron Olga dan Sepatu Roda
“Kami terus menyaksikan peristiwa tragis terungkap,” kata Kevin Johnson dikutip dari Independent pada 9 Maret 2022.
“Hari ini, kami telah memutuskan untuk menangguhkan semua aktivitas bisnis di Rusia, termasuk pengiriman semua produk Starbucks,” katanya.
Mitra perusahaan mereka telah setuju untuk menghentikan operasi toko dan akan memberikan dukungan kepada hampir 2.000 mitra di Rusia yang bergantung pada Starbucks.
"Melalui situasi yang dinamis ini, kami akan terus membuat keputusan yang sesuai dengan misi dan nilai-nilai kami dan berkomunikasi dengan transparansi,” ucap Johnson.
Hal tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah McDonald's mengumumkan penutupan sementara semua restorannya di Rusia.
CEO McDonald's Corporation, Chris Kempczinski juga turut bersimpati pada Ukraina atas krisis yang sedang terjadi di negara tersebut.
"Konflik di Ukraina dan krisis kemanusiaan di Eropa telah menyebabkan penderitaan yang tak terkatakan bagi orang-orang yang tidak bersalah,” kata Chris Kempczinski.
Kempczinski mengatakan akan terus membayar 62.000 karyawan di Rusia meskipun perusahaan tidak beroperasi karena mereka mengaku tidak dapat mengabaikan penderitaan orang-orang di Ukraina.
"McDonald's telah memutuskan untuk menutup sementara semua restoran kami di Rusia dan menghentikan sementara semua operasi di pasar,” ujar Kempczinski.
“Kami memaklumi dampak ini pada rekan dan mitra Rusia kami. Ini termasuk kelanjutan gaji untuk semua karyawan McDonald's di Rusia,” katanya
Selain itu, Coca-Cola juga kemudian mengumumkan akan menangguhkan bisnisnya di Rusia.
“Perusahaan Coca-Cola hari ini mengumumkan bahwa mereka menangguhkan bisnisnya di Rusia. Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina ini,” tulis pihak Coca-Cola di laman web resmi.
Pihak perusahaan juga mengatakan bahwa akan terus memantau dan menilai situasi seiring perkembangan keadaan untuk bisa beroperasi lagi.
Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com pada 9 Maret 2022 dengan judul "Simpati ke Ukraina, 3 Perusahaan Raksasa Stop Operasi di Rusia, Salah Satunya McD". ***(Hilmy Farhan/Pikiran-Rakyat.com)