Awan Panas atau Wedhus Gembel Gunung Merapi Belum Muncul, Meski Status Siaga

- 14 November 2020, 13:31 WIB
Aktivitas guguran kecil material Gunung Merapi terlihat di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 6 November 2020. Berdasarkan data laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00-12.00 WIB tercatat aktivitas kegempaan guguran sebanyak 10 dan amplitudo 6-30 mm dengan durasi 19,5-86,12 detik.
Aktivitas guguran kecil material Gunung Merapi terlihat di Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 6 November 2020. Berdasarkan data laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00-12.00 WIB tercatat aktivitas kegempaan guguran sebanyak 10 dan amplitudo 6-30 mm dengan durasi 19,5-86,12 detik. /Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras./

PORTAL JOGJA – Gunung Merapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta naik status siaga (level III) sejak tanggal 5 November 2020.

Aktivitas Gunung Merapi mulai meningkat sejak ditetapkan stats Siaga. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terus melakukan pengamatan dan pemantauan di semua pos dantitik terus dilakukan selama 24 jam.

BPPTKG memprediksi jalur utama erupsi akan menuju hulu Kali Gendol. Hulu Kali Gendol berada wilayah Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dan berbatasan dengan Kecamatan Kemalang Kabuaten Klaten. Namun selama beberapa terakhir ini guguran terdeteksi ke arah barat dan barat laut atau mengarah ke Kabupaten Magelang.

Baca Juga: Harga Jual dan Buyback Emas Batangan Galeri 24, Hari ini Sabtu 14 November 2020

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Sabtu 14 November 2020 - Logam Mulia Antam, Retro, Batik dan UBS

"Potensi bahaya utama karena bukaan kawah ada di arah Kali Gendol ini berarti ancaman utama di Kali Gendol," ungkap Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat ditemui wartawan di pengungsian Merapi Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Selasa (10/11/2020) lalu.

"Namun, karena deformasi ada juga ke arah barat (Magelang) jadi potensi (bahaya) ke sana juga ada," katanya.

Hanik mengatakan data yang sekarang, deformasi, atau penggembungan akibat desakan magma ini ada di sisi barat dan barat laut. Namun saat ini pergerakan magma ke atas lamat sehingga belum muncul kubah lava baru meski potensinya besar.

"Ini tidak menutup kemungkinan ada arah ke sana (barat)," katanya

Peningakatan aktivitas yang terjadi adalah guguran material dari puncak menuju hulu sungai seperti Kali Senowo dan Kali Sat. Namun guguran belum disertai awan panas atau wedhus gembel.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x