Tradisi Wiwitan Wujud Rasa Syukur atas Panen Padi Beras Merah di Wedomartani

- 8 Juni 2023, 13:20 WIB
Prosesi tradisi wiwitan sebagai bentuk tradisi masyarakat Jawa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan
Prosesi tradisi wiwitan sebagai bentuk tradisi masyarakat Jawa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan /Prokompim/

PORTAL JOGJA - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, bersama sejumlah pejabat terkait melakukan panen padi beras merah secara simbolis, Rabu (7/6) pagi, di bulak Malangrejo, Kalurahan Wedomartani, Ngemplak.

Sebelum panen, diawali prosesi tradisi wiwitan sebagai bentuk tradisi masyarakat Jawa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan kepada para petani. Tradisi ini juga bertujuan agar senantiasa diberikan hasil panen yang baik.

Dalam sambutannya, Kustini mengaku senang serta mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh Kalurahan Wedomartani ini. Ia juga mengapresiasi para kelompok tani yang telah membudidayakan padi beras merah di Kabupaten Sleman, khususnya di Wedomartani. Menurutnya penanaman beras merah ini layak untuk terus didukung karena memiliki banyak kelebihan, salah satunya baik untuk kesehatan.

"Beras merah ini baik untuk kesehatan, karena rendah kalori. Selain itu masa tanamnya juga lebih singkat, yakni 75 hari. Dari segi pupuk juga lebih ekonomis," kata Kustini.

Baca Juga: TMMD Sengkuyung Sinergi TNI dan Pemerintah Sejahterakan Masyarakat

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,0 di Pacitan Terasa Hingga Yogyakarta Warga Diimbau Tenang

Ia juga mengapresiasi diadakannya kegiatan tradisi wiwitan sebelum memulai panen. Tradisi merupakan kearifan lokal yang harus terus dilestarikan, terlebih oleh generasi muda.

Menurut Lurah Wedomartani, Teguh Budiyanto, kegiatan ini merupakan panen perdana beras merah di tempat tersebut. Adapun lahan yang digunakan untuk penanaman padi beras merah ini seluas 10 hektar. Diharapkan dengan penanaman beras merah ini dapat meningkatkan kesehatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga.

"Nanti akan kita musyawarahkan dengan gapoktan lagi untuk mengembangkan dan memperluas lagi. Karena selain dikonsumsi sendiri, kemarin juga ada yang mau beli, per kilo rata-rata 5.400 rupiah," jelasnya.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x