Kegiatan ngiles ini dilaksanakan dengan menginjak-injak padi dengan kaki telanjang dan bertujuan untuk merontokkan butiran-butiran padi dari gagangnya.
Namun uniknya, warga yang turut melakukan rangkaian kegiatan ani-ani ini, tidak menerima upah dalam bentuk uang.
Mereka diberikan upah berupa beras yang mereka panen. Pada istilah Bahasa Jawa, pemberian upah ini disebut dengan bawon (bagi hasil).
Bawon ini diberikan langsung oleh pemilik lahan dengan pembagian yakni pemilik tanah mendapat lima bagian dan pelaku ani-ani mendapatkan satu bagian.
Kegiatan ini pun dipandang oleh masyarakat sebagai kegiatan yang menjunjung tinggi semangat gotong royong dan berbagi.
Baca Juga : 5 HP OPPO Harga 2 Jutaan Terbaru 2020
Selain itu kegiatan ini juga sebagai ajang untuk berinteraksi dan bersosialiasasi antar warga, baik itu pelaku ani-ani maupun pemilik lahan.
Namun seturut perkembangan jaman yang semakin maju, kegiatan ani-ani ini mulai hilang.
Para pemilik lahan pun lebih memilih memanen menggunakan sabit dan langsung dimasukkan ke alat yang berfungsi untuk mempercepat proses panen. ***