Network
PORTAL JOGJA - Mengawali tahun 2023 dan menjelang tahun politik pada Pemilu 2024 mendatang, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan dari berbagai arah.
Selain potensi resesi global, Indonesia sebelumnya pernah mengalami situasi yang cukup panas menjelang pesta demokrasi.
Tantangan tersebut bila tidak ditanggulangi secara bersama-sama akan berpotensi sebagai ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Seperti tantangan menguatnya politik identitas, disinformasi dan hoax, serta ujaran kebencian menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Waspadai Jajanan Ciki Ngebul, Kemenkes Jelaskan Bahayanya
Merespon situasi tersebut, Polda DIY menggandeng Pemerintah Propinsi DIY, Korem 072/Pamungkas dan didukung Kraton Jogja, serta para tokoh dan ulama menggelar pengajian akbar, Ngaji Kebangsaan Bersama Gus Miftah di Pasar Bantul, Jumat 13 Januari 2023.
Dihadiri ribuan warga masyarakat berbagai kalangan dari kabupaten Bantul dan sekitarnya, acara ini bahkan tidak hanya dihadiri jamaah muslim saja, namun dari warga masyarakat lintas agama.
Ngaji kebangsaan dan Doa Awal Tahun untuk Indonesia ini turut dihadiri Kapolda beserta Wakapolda DIY, Danrem 072/Pamungkas, Kepala Kejaksaan Tinggi DIY, Bupati Bantul, serta para pejabat Forkopimda dan tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu.
Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa lintas agama, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Kalasan tersebut memberikan kajian tentang indahnya perbedaan.
Gus Miftah menjelaskan perbedaan tafsir antar Imam Maliki, Imam Hambali, Imam Syafii, dan Imam Hanafi. Hingga perbedaan menjadi hal yang seharusnya tidak dipermasalahkan.
