Para petugas pendukung sebaya ini tak sekadar mengambilkan ARV di layanan kesehatan. Namun juga mengirimkan kepada pemiliknya.
Tak hanya di wilayah DIY. Ada pengidap ODHA dari luar DIY yang tetap memperoleh ARV dari Yogyakarta.
“Biasanya ini mahasiswa-mahasiswa yang mudik,” kata Magda.
Baca Juga: Menuju Normal Baru, Pemkot Yogyakarta Kendorkan Social Distancing
Jika jarak tempat tinggal ODHA tidak terlalu jauh, para petugas pendukung sebaya ini akan mengirimkan. Namun, jika cukup jauh maka dikirim melalui jasa kurir.
Suka duka pun dialami para pendukung sebaya. Mulai dari minimnya APD yang mereka gunakan, ODHA yang membayar biaya pengiriman tidak sesuai yang ditagihkan, hingga pengurangan hari untuk mendapatkan ARV di layanan kesehatan.
“Ada puskesmas yang layanan HIV dan IMS-nya hanya dua kali seminggu,” keluhnya.
Baca Juga: Warung Jamu Berusia 41 Tahun yang Dipercaya Bisa Obati Penyakit
Bahkan pada Mei silam, sempat terjadi stock out ARV. Penyebabnya pasokan ARV dari India terkendala pengiriman karena negara tersebut memberlakukan lockdown.
Beruntung, kondisi ini tidak terjadi dalam waktu yang lama. Karena ketersediaan ARV pada bulan Juni kembali normal.