PORTAL JOGJA – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menegaskan, masyarakat harus melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan harus selesai di tingkat desa. Pemilahan sampah tersebut akan mengurangi beban sampah yang dikirim ke TPST Piyungan.
TPST Piyungan sendiri telah mengalami beberapa kali penutupan, menyusul kapasitas yang sudah penuh, serta penolakan warga sehubungan dengan pencemaran lingkungan akibat sampah dari TPST Piyungan.
Dilansir dari laman Pemkab Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, Kabupaten Bantul telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar agar masyarakat dapat mengelola sampah dari tingkat rumah tangga.
Baca Juga: Seorang Pencari Ikan Ditemukan Meninggal di Danau Rawa Pening Jawa Tengah
“Kita mesti mampu melakukan yang terbaik dengan cara pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan sampah harus selesai di desa,” katanya menegaskan.
Bupati mengatakan, sampah yang sudah dipilah dari tingkat rumah tangga seperti kaca, kertas, plastik dan lain-lain dapat memiliki nilai ekonomi dengan disetor ke bank sampah yang saat ini di Kabupaten Bantul berjumlah lebih dari 70 unit.
Jalan menuju TPST Piyungan sendiri sempat diblokade oleh warga sekitar selama beberapa hari.
Namun setelah melalui proses dialog dengan pemerintah provinsi DIY, blokade tersebut dibuka kembali oleh masyarakat sejak Kamis 12 Mei 2022 kemarin.
Akibat penutupan TPST Piyungan, bebeapa tempat pembuangan sementara atau depo sampah di berbagai lokasi terutama di Kota Yogyakarta sempat mengalami penumpukan selama berhari-hari.***