PORTALJOGJA.COM - Pemasangan pagar di Alun-alun Utara Yogyakarta menuai banyak komentar dari masyarakat.
Tak kurang ramainya pendapat dan opini dari netizen di media sosial, terus bermunculan dalam tiga hari terakhir.
Baca Juga: Masyarakat Masih Ngeyel, Pemkot Yogyakarta akan Tutup Malioboro
Komentar diunggah di facebook dengan akun 'Warna Warni yang dilontarkan tokoh masyarakat, politisi, pemerhati masalah sosial, pengacara, seniman, pelawak, pegiat wisata dan pedagang.
Dari bahasa yang disampaikan, mereka keberatan Alun-alun Utara dipasang pagar.
Baca Juga: Inilah Lima Muadzin Bersuara Merdu di Zaman Nabi Muhammad SAW
Komentar praktisi hukum, Heniy Astiyanto SH, misalnya. Heniy yang juga pengamat budaya ini mengatakan perlunya kajian ulang dalam kontek Sekaten.
“Pesta sekaten itu rakyat bisa di Alun alun utara tanpa sekat. juga Sunan Kalijaga dalam dakwah tidak ada sekat sekat di Alun alun,” katanya.
Baca Juga: Pengambilan Token 22-25 Juni, Pemilihan Sekolah 29 Juni - 1 Juli
Brisman, seniman pertunjukan, juga menanyakan pemagaran Alun-alun utara. Ia berujar, apa bedanya Alun-alun Kraton Yogyakarta dengan Alun-alun kabupaten Temanggung, Wonosobo, Nganjuk, dan lain-lain.
“Istimewane Kraton nggon endi? Mosok kraton karo kantor bupati podo alun alune (istimewanya Kraton Yogyakarta di mana? Apa iya, Kraton dengan alun-alun kantor bupati sama)?” tanya Brisman.
Baca Juga: Eh, Lagi-lagi Conor McGregor Nyatakan Ingin Pensiun
Sementara akun bernama Danik Ahmad juga menyebutkan fungsi Alun-alun Utara dari zaman kerajaan meniadi tempat berkumpulnya rakyat.
Begitu pula komentar akun bernama Andhy, warga yang pernah tinggal di wilayah kecamatan Kraton.
”Waduuuhhh....kok melenceng dari pakem dan maknanya yoo.... opo bedanya dengan stadion?” katanya. (*)