Mengenal Tradisi Ani-ani pada Pertanian Tradisional

5 Agustus 2020, 12:21 WIB
Tradisi kegiatan ani-ani yang dilakukan oleh masyarakat saat musim panen padi /(Andreas Desca Budi Gunawan / portaljogja.com)

 

PORTAL JOGJA - Pada musim panen khususnya panen padi, masyarkat di Daerah Istimewa Yogyakarta masih banyak yang menerapkan sistim panen dengan nama ani-ani.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari masyarakat, ani-ani ini sebenernya merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai alat bantu dalam pemanenan padi.

Alat ini mempunyai gagang yang terbuat dari bambu dan memiliki mata pisau tipis yang digunakan untuk memotong batang padi.

Baca Juga : Liga Europa, Jadwal Siaran Langsung MU vs LASK

Umumnya alat ini digunakan oleh perempuan saat panen padi berlangsung.

Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan panen ini disebut oleh masyarakat sebagai kegiatan ani-ani.

Adapun dalam pelaksanaannya, warga yang turut melakukan kegiatan ani-ani ini merupakan warga yang juga turut berpartisipasi mulai dari penanaman padi.

Baca Juga : 1 WNI Jadi Korban Ledakan di Lebanon

Lalu setelah panen dilaksanakan, seluruh warga yang ikut dalam kegiatan ani-ani melanjutkan dengan kegiatan ngiles (menggilas) padi.

Kegiatan ngiles ini dilaksanakan dengan menginjak-injak padi dengan kaki telanjang dan bertujuan untuk merontokkan butiran-butiran padi dari gagangnya.

Namun uniknya, warga yang turut melakukan rangkaian kegiatan ani-ani ini, tidak menerima upah dalam bentuk uang.

 

Alat bernama ani-ani yang digunakan saat panen padi secara tradisional (Andreas Desca Budi Gunawan / portaljogja.com )

Mereka diberikan upah berupa beras yang mereka panen. Pada istilah Bahasa Jawa, pemberian upah ini disebut dengan bawon (bagi hasil).

Bawon ini diberikan langsung oleh pemilik lahan dengan pembagian yakni pemilik tanah mendapat lima bagian dan pelaku ani-ani mendapatkan satu bagian.

Kegiatan ini pun dipandang oleh masyarakat sebagai kegiatan yang menjunjung tinggi semangat gotong royong dan berbagi.

Baca Juga : 5 HP OPPO Harga 2 Jutaan Terbaru 2020

Selain itu kegiatan ini juga sebagai ajang untuk berinteraksi dan bersosialiasasi antar warga, baik itu pelaku ani-ani maupun pemilik lahan.

Namun seturut perkembangan jaman yang semakin maju, kegiatan ani-ani ini mulai hilang.

Para pemilik lahan pun lebih memilih memanen menggunakan sabit dan langsung dimasukkan ke alat yang berfungsi untuk mempercepat proses panen. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Portal Jogja (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler