Wabah Virus Corona, Capaian Peserta KB Baru di DIY Turun 10 Persen

30 Juni 2020, 06:05 WIB
Pasangan suami-istri yang menikah pada usia produktif. /(ist)

PORTAL JOGJA – Betulkah pandemi virus corona berdampak terhadap penurunan atensi warga menjadi peserta keluarga berencana?  

Berdasarkan catatan kantor BKKBN DIY, pencapaian peserta baru KB di DIY periode Januari – Mei 2020 hanya turun 10 hingga 12 persen.

Masih aman bila dibandingkan provinsi lain. Penurunan peserta KB lebih drastis. Angkanya mencapai 30 sampai 50 persen.

Sedangkan peserta KB aktif tetap  stabil pada angka 0.08 persen.

Baca Juga: Daun Ini Bermanfaat Atasi Sakit Gigi dan Obati Gangguan Pencernaan

“Jumlah tersebut sesuai kebijakan nasional. Peserta KB aktif tidak boleh turun” kata Kepala BKKBN DIY, Ukik Kusuma Kurniawan  kepada pers usai peringatan virtual Hari Keluarga Berencana Nasional (Harganas) di Kepatihan Malioboro, 29 Juni 2020.

BKKBN  terus memantau  akseptor. Termasuk membina kesertaannya agar jangan sampai drop out. Ini menjadi tugas kader dasawisma, kader KB dan pihak terkait untuk meningkatkan pembinaan kepada akseptor.

Peran kader dan kelompok kegiatan keluarga balita dan bina lansia akan digiatkan. Lansia menjadi garapan DIY mengingat proporsi lansia DIY tertinggi di Indonesia dengan angka 14,5 persen.

Baca Juga: Desember 2019, Tercatat 5.264 Kasus HIV dan 1.726 Kasus AIDS di DIY

Sebelumnya, Gubernur DIY,  Sultan HB X menyatakan masyarakat  jangan takut  menjadi peserta keluarga rerencana (KB). Program KB bukan hanya sekadar penggunaan kontrasepsi.

Namun, perencanaan keluarga untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik. Pada peringatan Harganas tahun ini, Sultan juga menyampaikan lima isu strategis program KB.

Yakni, memerankan petugs lapangan keluarga berencana (PLKB) dalam pembangunan KB Nasional. Dukungan stakeholders bagi kampanye peningkatan kedewasaan usia perkawinan serta menurunkan angka fertilitas remaja dengan mencegah perkawinan dini.

Berikutnya pemberdayaan keluarga kecil bahagia sejahtera (KKBS) melalui jargon “Dua Anak Cukup”. Lalu, penambahan peserta KB baru perlu diimbangi pembiayaan.

Baca Juga: Mau Beli Sepeda Gunung di Jogja? Tak Usah Bingung. Ini Tempatnya

Sedangkan isu kelima adalah perlu strategi tepat menggunakan momentum pandemi untuk edukasi KB sebagai gaya hidup hemat.

“Isu strategis itu perlu mendapatkan dukungan komitmen politik dari walikota dan bupati se-DIY,” pinta Sultan.

Ukik  mengatakan  ada tiga rumpun mendukung program keluarga berencana. Yakni, ketahanan keluarga, kependudukan, dan KB.

Aspek rumpun kependudukan terkait penataan kebijakan dan pencapaian bonus  demografi. Pada rencana pembangunan  jangka menengah daerah (RPJMD) DIY, anggaran kependudukan telah dicantumkan.

Baca Juga: Menuju Normal Baru, Pemkot Yogyakarta Kendorkan Social Distancing

“Total Fertility Rate untuk DIY mendekati replacement level 2,2 persen. Standar idealnya adalah 2,1 persen,” kata Ukik kepada wartawan usai acara.

Sedangkan nilai  net reproductive rate (NRR)  DIY pada  angka 0,9 persen. Angka nasional  satu persen. Kata Ukik,  angka  semakin rendah semakin baik.

“Ini menunjukkan rumpun kependudukan DIY baik,” terangnya. (*)

 

Editor: Azam Sauki Adham

Tags

Terkini

Terpopuler