Indra Sjafri Sebut Lima Hal yang Harus Dibenahi dalam Sepakbola Indonesia  

- 29 Oktober 2023, 19:44 WIB
Rapat Kerja Nasional bersama Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) dan Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (28/10).
Rapat Kerja Nasional bersama Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) dan Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (28/10). /istimewa/

 

PORTAL JOGJA - Untuk memajukan sepakbola, pembinaan usia dini menjadi penting. Hal ini digarisbawahi oleh Indra Sjafri dan Seta Nurdiyantara dalam rapat kerja nasional bersama Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) dan Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (28/10).

Indra Sjafri adalah pelatih yang sukses mengukir sejarah nama bangsa, pagelaran SEA Games 2023 yang berlangsung di Kamboja. Sosok yang kini juga menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI sukses membawa medali Emas SEA Games cabang olahraga sepak bola. setelah penantian 32 tahun lamanya.

“Ada lima hal yang harus diperbaiki. Pertama, infrastruktur yang layak. Ini maksudnya bukan stadion yang megah, tetapi adalah adanya lapangan yang layak untuk anak-anak berlatih untuk cukup bergerak,” ujar Indra Sjafri.

Baca Juga: Rektor UGM Dinobatkan Sebagai Pemimpin Terpopuler Media Sosial di Ajang JAMPIRO 2023

Kedua adalah kurikulum sepakbola. Negara-negara yang berprestasi selalu memiliki filosofi yang dielaborasi menjadi kurikulum. Selanjutnya kurikulum inilah yang dijadikan modul. Cara bermain Filanesia itulah yang saya terapkan saat meraih Emas SEA Games 2023.

“Saya beruntung, pendahulu saya coach Danurwindo dan tim telah membuat kurikulum Filanesia,” ujarnya.

Menurut pelatih berusia 60 tahun ini, poin penting ketiga adalah pelatih yang berkualitas.

“Kasus kekerasan yang dilakukan pemain yang terjadi di kelompok umur misalnya, pelatih seharusnya punya kemampuan kepemimpinan agar ini tidak terjadi. Tentu di samping kualitas wasit,” tambahnya.

Keempat adalah kualitas pemain. “Ketika banyak yang mengeluh kualitas pemain, maka persoalannya adalah di tingkat grass root usia dini dimana aspek kognitif kurang dikembangkan. Pemain harus dapat kognitif yang benar,” jelas Indra Sjafri.

Terakhir adalah kompetisi yang mrupakan faktor terakhir setelah keempat faktor di atas. Dengan infrastruktur yang baik, kurikulum sepakbola, pengembangan pelatih, dan pengembangan pemain, maka akan melahirkan kompetisi yang mumpuni.

Sementara itu Seta Nurdiyantara menambahkan bahwa pembinaan usia dini melalui Sekolah sepakbola (SSB) menjadi penting.

“SSB merupakan wadah yang yang bertujuan mengajarkan sepakbola secara baik dan benar pada anak-anak. Untuk itu perlu kurikulum, sarana, kualitas pelatih, dan manajemen. Manajemen ini yang bertanggung jawab atas keberlangsungan SSB,” kata Seta.

Baca Juga: Matthew Perry Meninggal Dunia, Berikut Profil Pemeran Chandler dalam Serial Friends

Selama menjadi pelatih, Seta pernah melatih PSIM Yogyakarta, dan PSS Sleman. Sementara saat menjadi pemain, Seta pernah memperkuat PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Pelita Jaya Solo, dan Persiba Bantul. Karier sebagai pemain juga diwarnai sebagai pemain tim nasional.

“Muhammadiyah selama ini telah mendarah daging dengan sepakbola melalui sepakbola Hizbul Wathan. Muhammadiyah perlu mengembangkan SSB yang berkualitas,” ujarnya.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah