UII Kukuhkan Dua Guru Besar di Bidang Ilmu Teknik Lingkungan dan Arsitektur

- 19 Mei 2023, 16:51 WIB
UII mengukuhkan dua dosennya menjadi guru besar, yakni Prof. Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, MSc. sebagai guru besar bidang ilmu teknik lingkungan dan Prof. Ar. Dr. Ir. Sugini, M.T., I.A.I., G.P. sebagai guru besar bidang ilmu studio perancangan arsitektur, Jumat (19/5/23)
UII mengukuhkan dua dosennya menjadi guru besar, yakni Prof. Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, MSc. sebagai guru besar bidang ilmu teknik lingkungan dan Prof. Ar. Dr. Ir. Sugini, M.T., I.A.I., G.P. sebagai guru besar bidang ilmu studio perancangan arsitektur, Jumat (19/5/23) /Instagram UII/

PORTAL JOGJA - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta hari ini Jumat 19 Mei 2023, mengukuhkan dua dosennya menjadi guru besar. Mereka adalah Prof. Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, MSc. sebagai guru besar bidang ilmu teknik lingkungan dan Prof. Ar. Dr. Ir. Sugini, M.T., I.A.I., G.P. sebagai guru besar bidang ilmu studio perancangan arsitektur.

Dalam pidato pengukuhan guru besar di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Widodo Brontowiyono menyampaikan pidato berjudul Ekospiritualisme, Ekomultikulturalisme, dan Pencapaian SDGs di Indonesia.

Widodo mengatakan pembangunan adalah keniscayaan dan penjaminan keberlanjutan menjadi kebutuhan. Hal ini sebagai respon atas degradasi dan bencana lingkungan yang terus hadir tanpa jeda serta antisipasi kehidupan generasi mendatang.

"Konsep pembangunan berkelanjutan telah menjadi kesepakatan global dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pada kurun waktu 2000-2015 telah disepakati penerapan Millenium Development Goals (MDGs). Selanjutnya sejak 2015 hingga 2030 berlaku Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs)," katanya.

Baca Juga: Kukuhkan Pengurus Muslimat NU, Kustini Ajak Bangun Sleman Sesarengan

Menurut Widodo Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Lingkungan sangat diharapkan kontribusinya bagi pencapaian SDGs. Teknologi dapat dioptimalkan dalam perbaikan lingkungan. Pendekatan teknologi dapat dilakukan dalam upaya pencegahan polusi, produksi bersih dan perbaikan sumberdaya.

"Sedangkan tujuan penggunaan teknologi lingkungan antara lain dapat digunakan dalam perlindungan kesehatan lingkungan, perlindungan ekosistem, dan restorasi ekosistem. Riset dan pengembangan teknologi lingkungan harus dilaksanakan lebih kuat guna mendukung tercapainya tujuan tersebut," ujarnya.

Sebelumnya Widodo menyelesaikan studi jenjang S1-nya di Universitas Gajah Mada tahun 1983, kemudian S2 di University of Texas at San Antonio (UTSA) Amerika Serikat tahun 1995 dan mendapatkan gelar doktornya di Karlsruhe Institute of Technology (KIT), Jerman pada tahun 2008.

Sementara itu Prof. Ar. Dr. Ir. Sugini, M.T., I.A.I., G.P. menyampaikan pidato pengukuhan guru besar dengan judul Pendekatan Desain Berbasis Kinerja
dan Strategi Hibrida dalam Pencapaian Kinerja Bangunan untuk Dekarbonisasi Indonesia.

Baca Juga: PWM DIY Selenggarakan Peneguhan Visi Misi dan Komitmen Anggota

Pidato pengukuhan guru besar Sugini dibacakan oleh Ketua Jurusan Arsitektur UII, Prof. Noor Cholis Idham, Ph.D., IAI karena sedang berhalangan sakit. Dalam pidatonya Sugini menyampaikan bahwa satu isu besar yang menjadi pangkal pusaran fenomena degradasi lingkungan adalah meningkatnya emisi ozon depletion substance (ODS) dan greenhouse gas (GHG) karena peradaban manusia yang melampaui kenormalan proses alamiah.

"ODS menyebabkan tidak hanya penipisan ozon (ozon depletion, OD), tetapi juga
pelubangan. OD akan menyebabkan berkurangnya filter sinar ultra violet (UV) yang mengantar pada risiko kanker kulit karena paparan sinar UV B dan penuaan dini pada kulit karena paparan UV A. Dan bahkan risiko yang lebih tinggi lagi untuk paparan UV C karena pelubangan ozon," katanya.

Dalam waktu bersamaan ODS yang juga merupakan GHG, bersama substansi lainnya akan menyerap radiasi infra merah yang direradiasi oleh bumi, sehingga terjadi perangkap panas yang mengantar pada kenaikan suhu bumi (global warming).

"Pada akhirnya semua itu mengantar pada perubahan iklim (climate change) dengan kondisi ekstrimnya yang berdampak pada rentanya pilar sosial dan pilar ekonomi keberlanjutan. Kerentanan terhadap climate change ternyata berkorelasi signifikan dengan pilar sosial. Negara-negara yang ada dalam kelompok kerentanan tinggi ditengarai berpotensi mengalami kematian 15 kali lipat saat mengalamai bencana perubahan iklim dibanding negara-negara dengan yang nilai kerentanan rendah," lanjutnya.

Isu keberlanjutan lain adalah krisis energi. Berdasarkan laporan EU (European Union), isu keberlanjutan yang paling dominan baik di negara berkembang atau yang sudah berkembang adalah Energy Poverty. Selain itu, isu keberlanjutan berhadapan dengan ketidakperdulian atau paling tidak ketidakpahaman dalam
mengelola sumber daya secara hijau. 

Sebelumnya Sugini menyelesaikan jenjang S1 hingga S3 di Universitas Gajah Mada Jurusan Arsitektur. Sugini mulai mengajar di Universitas Islam Indonesia sejak tahun 1988 hingga sekarang.

Selama mengajar di UII, Sugini pernah menduduki sejumlah jabatan diantaranya Sekertaris Prodi Arsitektur FTSP UII, Kepala Bidang Standar Mutu
Akademik BPA UII, Kepala Badan Akademik UII, Kepala Kantor Aliansi Universitas dan Industri (KAUNI) UII, Pendiri dan Kepala Sustainable Built Ennironment Center (SUSBEC) dan Ketua KBK Building Science & Technology Department of
Architecture UII.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah