Sebut saja, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Gugur Bunga, Juwita Malam, Karangan Bunga dari Selatan, Sampul Surat, Bandung Selatan di Waktu Malam, Melati di Tapal Batas hingga Rindu Lukisan.
Di tahun 1950-an Ismail Marzuki mengalami masa penuh ujian. Karena kondisi kesehatannya, ia terpaksa berhenti bermusik. Hingga akhirnya pada 25 Mei 1958 ia meninggal dunia di pangkuan sang istri, Eulis.
Baca Juga: Resep Salad Ala Resto Jepang, Chef Devina Hermawan Hadirkan Cara Buatnya yang Praktis
Ismail Marzuki dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Di makamnya terpahat lagu Rayuan Pulau Kelapa. Meski sempat diwacanakan untuk dipindah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, namun keluarga menolak.
Nama Ismail Marzuki diabadikan nama pusat kesenian di Jakarta yang diberi nama Taman Ismail Marzuki. Penggunaan nama Ismail Marzuki merupakan penghargaan atas dedikasinya terhadap bangsa Indonesia.***