PORTAL JOGJA - Bisnis ayam kampung masih dihadapkan pada persoalan permintaan pasar yang tinggi namun penawaran rendah.
Upaya peningkatan produksi ayam kampung perlu dilakukan agar dapat memenuhi permintaan pasar tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh dosen Fakultas Peternakan UGM, Dr. Ir. Sri Sudaryati, MS dalam Seminar Purna Tugas di Fakultas Peternakan UGM.
Menurut Sri Sudaryati, ada beberapa perkiraan yang dapat dijadikan patokan dalam meningkatkan produksi ayam kampung.
Tampilan atau kondisi fisik tubuh ayam merupakan faktor pertama yang dapat digunakan untuk memperkirakan produksi ayam kampung.
Baca Juga: Gulai Ayam Kampung di Warung Moro Seneng Bantul Gurihnya Nendang Patut Dicoba
Perkiraan tampilan poduksi bobot badan dapat dilakukan melalui warna bulu, panjang shank, lebar dada, panjang badan, dan bentuk jengger.
Selain itu, catatan hasil perkawinan ayam juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan calon indukan yang benar-benar unggul.
Menurut penelitian yang dilakukan Sudaryati, ayam dengan warna bulu putih kurang bagus daripada hitam.
Selanjutnya Ayam berbulu hitam berbobot lebih berat dan penampilannya lebih tinggi. Sedangkan ayam berbulu putih memiliki bentuk badan yang lebih kecil.
Lalu, biomolekuler juga dapat digunakan untuk menentukan genetik ayam. Kombinasi penampilan tubuh dan hasil penentuan genotip dari biomolekuler dapat digunakan untuk pendugaan hasil produksi bobot badan yang lebih akurat dan lebih cepat.