PORTA JOGJA - Sejak terjadi pandemi Covid-19 dalam skala nasional dan global, perubahan pada dunia seni, pendidikan, bisnis, ataupun berbagai sistem lainnya menjadi timpang. Dunia seni dalam aktivitas fisik menjadi terbatas dan sunyi.
''Kendati demikian, semua tentu mencari jalan agar dapat bertahan dan maknai pandemi ini sebagai kebangkitan seni agar para seniman bisa beraktivitas dan berproduksi di tengah situasi sulit,'' tandas Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Prof Dr M Agus Burhan MHum pada puncak Dies Natalis ke-37.
Ia memaparkan hal itu menjadi tema besar dies natalis, ''Kebangkitan Seni di Era New Normal''. Tema diangkat sebagai respons dan kebijakan atas kondisi pandemi Covid-19 sebagai masalah aktual nasional dan global. Menurutnya dari fenomena tersebut ada hikmah terhubung secara tidak langsung dengan kebijakan sebelumnya, yaitu seruan prioritas dan penyiapan peningkatan SDM unggul.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 3 Juni 2021: Elsa Ikut Nino ke Bandung, Riki Menguntit, Mang Dadang Operasi
Bahkan, tema juga sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ''Merdeka Belajar, Kampus Merdeka'' yang memfokuskan pada SDM bercirikan pekerja keras, dinamis, trampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Merekalah yang kelak dapat bekerja sama
dengan talenta-talenta dunia dan industri.
Era Disrupsi
Agus Burhan menjelaskan disrupsi teknologi informasi dan digitalisasi telah mengubah secara fundamental tatanan kehidupan. Implementasinya terlihat lewat interaksi sosial dan komunikasi, transaksi ekonomi, model produksi, wacana kebudayaan, produksi pengetahuan, dan juga pada paradigma seni yang baru.
Pada masa new normal, ia melihat galeri dan museum seni rupa sunyi, pagelaran pertunjukan yang langsung juga surut drastis, bioskop banyak yang tutup.
Baca Juga: Siklon Tropis Dante Tewaskan 3 Orang di Filipina, 6 Orang Dinyatakan Hilang