Kuota Internet jadi Kendala bagi Siswa Belajar Online di Rumah

26 Juni 2020, 21:25 WIB
Ketika siswa belajar dengan tatap muka sebelum pandemi virus corona. /(intan)

PORTAL JOGJA  - Sekolah dasar hingga perguruan tinggi belajar di rumah sejak pandemi virus corona Maret lalu. Banyak wali murid mengaku kesulitan mendampingi siswa belajar online.

Belum lagi banyaknya tugas yang diberikan kepada murid.

"Jadi banyak tugas di rumah. Perlu kuota untuk ikut video call dengan guru," ujar siswi kelas IX SMP Negeri 4 Depok, Sleman, Dian Indah, har ini, 26 Juni 2020.

Bahkan tudingan "keenanakan" gurunya  beberapa waktu lalu sempat santer terdengar. Sayangnya, tudingan tersebut justru tidak berlaku kepada dua pendidik.

Baca Juga: Menhub Dorong Angkasa Pura I Lebih Intensif Lakukan Koordinasi

Guru Teknik Konstruksi dan Properti  SMK N 3 Yogyakarta, Anggini Winandra merasa lebih sulit melakukan pembelajaran daring daripada pembelajaran di kelas.

"Bener-bener harus  membuat materi yang singkat dan padat, sehingga anak-anak bisa mudeng hanya 1,5 jam. Kalo tatap muka langsung biasanya bisa sampek 7 jam, tapi sekarang harus dipadatkan disamakan semua jamnya," katanya.

Pembelajaran daring memerlukan persiapan lebih panjang ketimbang tatap muka secara langsung. Ia harus memutar otak mencari cara efektif untuk belajar daring.

Baca Juga: Makam Girigondo Bakal jadi Ikon Wisata Kabupaten Kulon Progo

Menurutnya, pembelajaran daring justru membuat waktu pembelajaran  24 jam penuh karena harus standby jika siswa ada yang mengumpulkan tugas.

"Saat pendemi mau tidak mau hanya mengandalkan whatsapp. Di sekolahku yang negeri tidak semua siswanya menengah ke atas sehingga kuota jadi kendala," curhatnya.

Perihal kuota ini juga menarik diulas. Anggini mengatakan, kuota internet adalah kendala saat belajar daring.

Karena kondisi orangtua murid tidak semuanya menengah ke atas. Alhasil ia hanya dibatasi menggunakan aplikasi gratis yang murah kuota.

Baca Juga: Liverpool Kunci Gelar Juara Liga Inggris 2019/2020

"Seperti whatsapp, google class room, aplikasi-aplikasi gratis dari operator," terang Anggini.

Belum lagi saat nanti peserta didik mulai down dan malas belajar. Seorang guru harus bisa memberi caranya tetap enjoy belajar dan materi harus tetap selesai.

Anggini menyiasati dengan membuat video kebersamaan kelas supaya tidak monoton.

"Membuat video pembuka pembelajaran supaya tetap semangat. Lumayan kedekatan jadi lebih akrab sehingga meningkatkan kebersamaan kelas," katanya.

Baca Juga: PP Muhammadiyah: Utamakan Bersedekah daripada Sembelih Hewan Kurban

Dosen IT Universitas AMIKOM, Restu Rakhmawati menyangkan jike pendidik dianggap "dienakkan" ketika pembelajaran daring.

Restu menegaskan selama pembalajaran daring  harus mempersiapkan materi dengan ringkas tanpa ada subsidi kuota.

"Tapi kadang miris kalo pas online meeting, mahasiswa juga cuma seadanya, disambi tiduran, disambi ngerjain hal lain. Terus habis itu mereka sambat nggak ngerti dan tugasnya banyak," katanya menerangkan. (*)

Editor: Azam Sauki Adham

Tags

Terkini

Terpopuler