Sejarah Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, tak Lepas dari Budi Utomo

17 Mei 2022, 11:22 WIB
9 tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi yang memiliki perang besar bagi kebangkitan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan. /Instagram @muskitnasofficial/

PORTAL JOGJA – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Sejarah penetapan tanggal 20 Mei menjadi Hari Kebangkitan Nasional tidak bisa dilepaskan dari organisasi Boedi Oetomo atau Budi Utomo.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, Hari Kebangkitan Nasional pertama kali ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada peringatan 40 tahun berdirinya Budi Utomo atau tepatnya 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan di Yogyakarta.

Sementara itu dilansir dari laman Kemdikbud, Presiden Soekarno dalam setiap pidatonya saat peringatan Hari Kebangkitan Naional selalu menegaskan bahwa Budi Utomo merupakan awal kesadaran bangksa Indonesia untuk merebut keberdekaan melalui cara berorganisasi.

Baca Juga: Tingkat Kunjungan Wisatawan Sleman Meningkat Saat Libur Panjang Hari Raya Waisak

Saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1952, Presiden Soekarno mengatakan, berdirinya Budi Utomo menjadi satu penanda bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.

Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional diperkuat oleh presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto yang mengeluarkan  Keppres No 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Sekalipun selalu dikritik kooperatif, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr Sutomo dan para pelajar School Tot Opleiding Van Indische  Artsen (STOVIA) dengan ide atau gagasa pendirian dari alumni STOVIA dr Wahidin Soedirohusodo itu merupakan organisasi pribumi pertama yang dibangun dengan gaya Barat.

Baca Juga: Peringati Ulang Tahun Kabupaten Sleman ke-106 Bupati Lepas 106 Burung Perkutut dan Trotokan

Sejak lahirnya Budi Utomo, terjadi lonjakan semangat berorganisasi dan munculnya organisasi-organisasi baru seperti, Syarikat Islam yang berdiri tahun 1912, Indische Partij pada 1912, Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) pada tahun 1914, Muhammadiyah pada taun 1912 hingga Persis pada 1920-an.

Pada awalnya, program Budi Utomo hanya mencakup masyarakat Jawa termasuk di dalamnya ialah Sunda dan Madura, juga belakangan memasuki akhir dekade tahun dua puluhan diperluas hingga Bali dan Lombok.

Pada kongres kesembilan belas Budi Utomo di tahun 1928, muncul usulan dari cabang Solo untuk memasukkan ide persatuan Indonesia dalam anggaran dasar.

Akhirnya pasal 2 Anggaran Dasar Budi Utomo diubah menjadi “Tujuan BU ialah bekerja sama untuk mengembangkan secara selaras negeri dan Bangsa Jawa, Madura, Bali, dan Lombok, dan untuk mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia.”

Baca Juga: Mengelola Tik Tok Kampus untuk Branding, Pahami Hal-Hal Berikut Ini

Selain itu, Budi Utomo Cabang Batavia mengusulkan agar perhimpunan Budi Utomo  terbuka bagi semua orang Indonesia. Meski sempat muncul penolakan, namun kongres juga memutuskan secara bulat untuk mengubah kata “pribumi” dalam anggaran dasar BU dengan kata “orang Indonesia.”

Tahun ini, tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-114 adalah “Ayo Bangkit Bersama”. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam surat tentang Pedoman Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2022 menyebutkan tema tersebut dipilih agar Harkitnas menjadi momentum bangkit dari pandemi Covid-19.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Kemdikbud indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler