Mahasiswa UNY Bikin Batu Bata Tahan Gempa dari Abu Ampas Tebu

13 Juni 2020, 07:21 WIB
Ini dia tiga mahasiswa UNY berprestasi. /(uny.ac.id)

PORTAJOGJA.COM - Mahasiswa Fakultas MIPA UNY membuat batu bata tahan gempa dari abu ampas tebu (AAT) limbah Pabrik Gula Madukismo Bantul.

Mereka adalah Rania Nova Dechandra,  Siti Vera Lestari dan Wahyuni Eka Maryati. Dipilihnya abu ampas tebu karena ketersediaan sangat melimpah.

AAT  mengandung SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, K2O, Na2O, MgO, dan P2O5. Unsur kimia ini berpotensi digunakan sebagai bahan pengganti semen.

Baca Juga: Ealah, Warga Positif Terpapar Covid-19 di DIY Tambah Lagi

Abu ampas tebu banyak mengandung senyawa silika (SiO2). Dapat bereaksi dengan Ca(OH)2 yang dihasilkan dari reaksi campuran semen dan air.

“Sehingga dapat menghasilkan zat perekat seperti semen,” kata Rania.

Seperti dilansir uny.ac.id, proses campuran harus memenuhi standar yang dikeluarkan American Standart for Testing Material (ASTM).

Kandungan silika harus memenuhi syarat diatas 70  persen. Dan, tiga mahasiswa ini membuktikan percobaan ini menghasilkan silica di atas 70 persen.

Baca Juga: Polda DIY Benarkan Delapan Bintara di SPN Selopamioro Positif Covid-19

Sehingga, dapat disimpulkan abu ampas tebu setelah pembakaran paling memenuhi syarat sebagai bahan bangunan.

Proses pembuatan batu bata tahan gempa dan ramah lingkungan menggunakan bentuk segi enam. Berdasarkan ilmu matematika, bentuk  segi enam memerlukan lahan lebih hemat 13 persen.

Menghasilkan populasi lebih banyak sekitar 15 persen dibandingkan bentuk segiempat.

“Bentuk segi enam mempunyai tingkat kerekatan yang lebih tinggi. Ini disebabkan simetri putar yang berjumlah enam,” tambah Siti Vera Lestari.

Baca Juga: Kurikulum Tak Lagi Hanya Membaca, Perbanyak Diskusi agar Siswa Paham

Sedangkan bahan yang diperlukan adalah abu ampas tebu, tanah liat, kayu bakar, jerami, minyak tanah dan air. Alat yang dibutuhkan tungku pembakaran, ember, pengaduk, cetakan segienam, sarung tangan dan masker.

Cara membuatnya, ampas tebu dibakar. Lalu, mencampur abu ampas tebu dan tanah liat dengan perbandingan 0 persen, 5 persen, 10 persen, dan 15 persen.

Cetak adonan tanah liat dan abu ampas tebu dengan cetakan segi enam.  Dibakar selama 1-2 hari. Lalu didinginkan. Batu bata pun jadi. Siap digunakan.

Karya ketiga mahasiswa ini berhasil meraih dana penelitian dari Fakultas MIPA UNY. (*)

Editor: Azam Sauki Adham

Sumber: UNY

Tags

Terkini

Terpopuler